Jakarta (Indonesia Window) – Sejumlah data dan peristiwa yang terjadi akhi-akhir ini menunjukkan bahwa erupsi Gunung Merapi selanjutnya diperkirakan semakin dekat, menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi semakin intensif, kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam pernyataan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang diterima di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, rata-rata gempa vulkanik dangkal (VTB) tercatat terjadi sebanyak enam kali per hari. Sedangkan gempa multiphase (MP) sebanyak 83 kali per hari.
“Erupsi Merapi berikutnya sudah semakin dekat,” ujar Hanik.
Selain itu, pengukuran Electronic Distance Measurement (EDM) menunjukkan deformasi yang diamati di Gunung Merapi sudah mencapai dua sentimeter per hari.
Namun, menurut Hanik, erupsi Gunung Merapi yang akan datang tidak akan sekuat seperti yang terjadi pada tahun 2010.
Dia memprediksi erupsi gunung Merapi yang akan datang mirip dengan yang terjadi pada tahun 2006.
“Jadi ada tiga erupsi dengan karakter yang berbeda,” jelasnya, seraya mengingatkan bahwa status Gunung Merapi masih Waspada.
Menurutnya, erupusi tahun ini adalah yang terpanjang karena dimulai sejak bulan Mei 2018.
Erupsi saat ini didominasi oleh gas yang sifatnya eksplosif, tapi indeksnya hanya 1 atau yang terendah dari maksimal 4.
“Sampai saat ini aktivitas masih berlanjut. Data seismik, deformasi, dan gas masih di atas normal,” kata Hanik.
Dia berharap semua pihak menyiapkan diri dalam menghadapi krisis yang mungkin akan ditimbulkan dari erupsi Gunung Merapi di kemudian hari.
Apalagi saat ini pandemik COVID-19 belum selesai, sehingga penanganan mitigasi akan sangat berbeda dari tahun 2010.
“Hidup harmoni dengan Merapi adalah tidak sekadar slogan. Namun sudah menjadi bagian dari pola hidup masyarakat gunung berapi,” ujar Hanik.
Laporan: Redaksi