Jakarta (Indonesia Window) – Pemimpin Kerajaan Arab Saudi, Raja Salman, menyatakan mendukung semua upaya yang bertujuan untuk memajukan proses perdamaian atas konflik Palestina-Israel.
Arab Saudi meluncurkan Prakarsa Perdamaian Arab tahun 2002, yang menyerukan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya, kata Raja Salman kepada para pemimpin dunia di Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digelar secara virtual di New York pada Selasa (22/9) waktu setempat, menurut laporan Arab News.
“Kami juga mendukung upaya yang dilakukan oleh pemerintah AS saat ini untuk membawa perdamaian ke Timur Tengah dengan membawa pihak Palestina dan Israel ke meja perundingan guna mencapai kesepakatan yang adil dan komprehensif,” tambahnya.
Pekan lalu, Uni Emirat Arab dan Bahrain menjadi negara Arab ketiga dan keempat yang mengakui negara Israel dan secara resmi menjalin hubungan diplomatik dalam upacara penandatanganan yang ditengahi AS di Gedung Putih.
Dia mengatakan kerajaan juga mendukung solusi damai di Suriah, keluarnya milisi dan tentara bayaran, serta pelestarian integritas wilayah Suriah.
Raja Salman mengutuk campur tangan asing di Libya dan meminta semua pihak untuk datang ke meja perundingan dan berdiri bersama untuk menjaga persatuan dan integritas negara di Afrika Utara tersebut.
Dia mengatakan kawasan Timur Tengah telah selama beberapa dekade menderita akibat kekuatan ekstremisme dan kekacauan,
“Tetapi Arab Saudi telah memilih jalan masa depan berdasarkan Visi Kerajaan 2030, dengan cita-cita menjadi ekonomi perintis dan masyarakat interaktif,” kata dia.
Laporan: Redaksi