Jakarta (Indonesia Window) – Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain akan menandatangani perjanjian bersejarah dengan Israel pada Selasa waktu Washington, Amerika Serikat dalam sebuah upacara yang disaksikan oleh Presiden Donald Trump.
Abraham Accord berarti kedua negara Teluk itu akan bergabung dengan Mesir dan Yordania sebagai negara Arab yang memiliki hubungan penuh dengan Israel, menurut laporan Arab News.
Upacara tersebut akan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri UEA Abdullah bin Zayed, Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif Al-Zayani, dan Perdana Menteri Israel Benjamin Natanyahu.
UEA, yang mengumumkan kesepakatan dengan Israel pada 13 Agustus, diperkirakan akan menandatangani perjanjian perdamaian penuh, menurut media Israel.
Bahrain baru mengumumkan pada hari Jumat (11/9) bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan dengan Israel dan akan menandatangani pernyataan “deklarasi perdamaian” bersama.
Ketiga negara tersebut juga akan menandatangani perjanjian tripartit, AP melaporkan. Teks lengkap dari perjanjian tersebut belum dirilis.
Upacara penandatanganan akan berlangsung di halaman selatan Gedung Putih, tempat yang sama di mana para pemimpin Israel dan Palestina menandatangani Kesepakatan Oslo pada 1993.
Acara tersebut akan dihadiri 700 orang termasuk mantan duta besar AS untuk PBB Nikki Haley dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.
“Normalisasi hubungan antara Uni Emirat Arab dan Israel adalah terobosan diplomatik bersejarah dan tanda harapan bahwa kemajuan di Timur Tengah adalah mungkin,” tulis Abdullah bin Zayed di Wall Street Journal.
“Ini adalah kesempatan untuk pendekatan baru guna mengatasi tantangan kawasan. Di daerah dan era yang dipenuhi dengan berita buruk, hal itu meningkatkan peluang dan optimisme atas konflik dan kekalahan,” imbuhnya.
Menteri Negara Luar Negeri UEA Anwar Gargash mengatakan kesepakatan itu telah ‘mematahkan penghalang psikologis’ dan ‘jalan ke depan’ bagi kawasan itu.
Netanyahu mengatakan Israel telah ‘mengupayakan ini selama bertahun-tahun.’
“Ini adalah titik balik besar-besaran dalam sejarah Israel, serta sejarah Timur Tengah,” katanya.
“Ini akan memberikan dampak positif yang sangat besar pada semua orang Israel,” imbuhnya.
Laporan: Redaksi