Banner

Prabowo serukan persatuan, kerja sama antarnegara Muslim di KTT D-8

Presiden RI Prabowo Subianto memberikan pidato pernyataan pada sesi khusus Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8) di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir, pada Kamis (19/12/2024). (Sekretariat Kabinet RI)

Persatuan antarnegara Muslim menjadi perhatian Presiden RI Prabowo Subianto di depan para anggota kelompok delapan negara berkembang (Developing Eight/D-8) di Kairo, Mesir, pada Kamis, 19 Desember 2024.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Presiden RI Prabowo Subianto dengan tegas menyerukan kerja sama dan persatuan antarnegara Muslim pada sesi khusus Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8) di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir, pada Kamis, 19 Desember 2024.

Developing Eight D-8 (kelompok delepan negara berkembang) terdiri atas Indonesia, Malaysia, Iran, Mesir,Turki,Pakistan, Bangladesh, dan Mesir.

Kepala Negara menyoroti lemahnya solidaritas antarnegara Muslim pada sejumlah isu, seperti perdamaian dan kemanusiaan, ungkap Sekretariat Kabinet RI dalam keterangan tertulisnya pada Jumat.

“Kita harus melihat realitas dari situasi ini. Kita selalu menyatakan dukungan untuk Palestina, Suriah, tapi dukungan yang seperti apa?” tutur Presiden Prabowo.

Banner

Presiden mengatakan bahwa dalam beberapa pertemuan sejumlah negara mengeluarkan pernyataan dukungan dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada negara lain, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan langkah nyata untuk menciptakan perubahan.

“Ketika saudara kita kesusahan, kita memberikan pernyataan dukungan dan mengirimkan bantuan kemanusiaan. Maaf ini opini saya, tapi mari kita lihat realitasnya. Kita harus bekerjasama, menyamakan suara, dan tidak terpecah belah,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Prabowo juga mengkritik strategi devide et impera yang masih melemahkan solidaritas antarnegara Muslim, seraya menyebut konflik internal di beberapa negara Muslim menjadi contoh nyata adanya konflik internal di antara sesama.

“Kapan ini akan berakhir? Bagaimana kita bisa membantu Palestina kalau kita saling bermusuhan antarsesama? Mari kita jujur kepada rakyat kita,” katanya.

Kepala Negara juga menilai bahwa dunia internasional tidak menghormati suara negara-negara Muslim, dan bahka isu hak asasi manusia sering kali tidak berlaku bagi umat Muslim.

“Hak asasi manusia bukan untuk orang Muslim. Ini kenyataannya, sangat menyedihkan. Mari kita kerjakan apa yang kita bisa, tapi tetap lihat realitanya dan jujur dengan diri kita sendiri,” lanjutnya.

Banner

Sebagai penutup, Presiden Prabowo kembali menyerukan persatuan, kerja sama yang erat, dan kesadaran akan situasi global yang dihadapi umat Muslim.

Kepala Negara juga menegaskan komitmen Indonesia untuk melakukan yang terbaik dalam penguatan kerja sama di antara negara Muslim.

“Indonesia akan berusaha semaksimal mungkin, dengan cara apapun yang kita bisa, tapi saya mendorong persatuan. Saya mendorong kerjasama,” tandasnya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan