Banner

Feature – Keharuman rempah-rempah datangkan kemakmuran ke China selatan

Orang-orang membeli rempah-rempah di pusat perdagangan rempah di Kota Yulin, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, pada 22 November 2024. (Xinhua/Zhang Ailin)

Industri rempah Yulin berkembang pesat, dengan lebih dari 233.000 hektare lahan didedikasikan untuk budi daya rempah.

 

Nanning, China (Xinhua/Indonesia Window) – Sandeep Bhura, seorang pedagang dari Seeds & Grains India Pvt. Ltd., dengan bangga menyodorkan sejumput kunyit untuk dicium aromanya oleh seorang pembeli yang penasaran di sebuah pameran rempah di Kota Yulin, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan.

“Yulin adalah pintu gerbang kami menuju pasar China yang sangat besar, di mana selera terhadap rempah-rempah sedang meningkat, terutama dengan booming-nya budaya barbeku dan hotpot,” kata Bhura.

Yulin terkenal dengan produksi rempah-rempahnya dan merupakan pusat perdagangan rempah China, menguasai 80 persen perdagangan rempah domestik dan hampir dua pertiga dari total global. Lokasi geografis Yulin, ditambah dengan industrinya yang dinamis, telah menjadikannya sebagai pemain kunci di pasar rempah domestik dan internasional.

Bunga lawang, yang dianggap sebagai harta karun kuliner, adalah jantung industri rempah Yulin. Iklim yang mendukung, curah hujan yang melimpah, dan tanah dengan aerasi yang baik menjadikannya lingkungan yang cocok untuk budi daya rempah aromatik ini.

Banner

Di perkebunan hutan Liuwan di Distrik Fumian, Yulin, pohon bunga lawang tumbuh subur dengan perawatan yang cermat. Saat musim dingin tiba dan musim panen berakhir, pohon-pohon itu tetap dihiasi dengan buah yang masih muda dan berwarna hijau, yang akan mencapai kematangan penuh pada musim semi.

Pohon-pohon bunga lawang, yang menjulang dengan ketinggian mencapai lebih dari 10 meter, dahulu menghadirkan tantangan panen yang berat. Namun, inovasi teknologi, seperti pengenalan teknik pencangkokan atau enten tajuk, telah merevolusi prosesnya.

“Varietas bonsai telah meningkatkan hasil panen kami lebih dari 50 persen,” kata Wei Guobin, deputi manajer umum sebuah perusahaan teknologi kehutanan lokal. “Buahnya lebih segar dan lebih tahan terhadap penyakit.”

Setelah dipanen, disortir, dan dikeringkan, bunga lawang dan rempah-rempah lainnya diangkut ke pasar rempah kota itu, di mana aroma wangi menguar saat karung-karung berisi rempah-rempah diturunkan dari truk dan disiapkan untuk para pembeli yang datang dari dekat maupun jauh. Produk-produknya diatur dengan cermat untuk dipilih, siap dikirim ke berbagai tujuan di dalam maupun luar China.

Status Yulin sebagai pusat perdagangan menjadikannya basis yang ideal untuk mengubah rempah-rempah mentah menjadi produk jadi.

Salah satu perusahaan yang terlibat dalam pekerjaan ini adalah Shanghai Bolex Food Technology Co., Ltd., yang membuka pabrik pengolahan rempah di Yulin tahun ini. Di dalam fasilitas produksinya, rempah-rempah menjalani proses penyortiran, penggilingan, pembersihan debu, dan penyaringan sebelum menjadi bubuk rempah aromatik.

Banner

“Akses yang dimiliki Yulin untuk mendapatkan banyak bahan baku berkualitas tinggi, yang tidak dimiliki daerah lainnya, adalah faktor penentu bagi kami,” kata Zhou Shuangqiao, yang mengelola sebuah anak perusahaan.

Tak jauh dari perusahaan itu, Xiangweinong yang merupakan salah satu pemasoknya mengambil bahan baku langsung dari perkebunan lokal dan memprosesnya untuk memenuhi kebutuhan klien yang spesifik. Lokasi yang berdekatan menciptakan kerja sama yang lancar antara kedua perusahaan, mengurangi biaya operasional dan membentuk rantai pasokan yang terintegrasi dengan erat.

Klaster bisnis di Yulin tidak hanya menarik perusahaan-perusahaan hilir, tetapi juga memikat para pedagang rempah dari jauh. Sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri pada buah amomum tsao-ko atau kapulaga hitam dari Provinsi Yunnan, China barat daya, baru-baru ini membuka gerai penjualan di kota itu. Perusahaan itu ingin memanfaatkan industri rempah yang berkembang pesat di daerah itu untuk meningkatkan visibilitas mereknya dan memperluas eksistensinya di pasar.

Industri rempah Yulin berkembang pesat, dengan lebih dari 233.000 hektare lahan didedikasikan untuk budi daya rempah. Dalam 10 bulan pertama 2024, volume perdagangan rempahnya melebihi 30 miliar yuan atau sekitar 4,18 miliar dolar AS, menurut otoritas setempat.

Ke depannya, Wang Chen, pejabat tinggi untuk Kota Yulin, mengatakan bahwa kota itu akan terus memprioritaskan pengembangan industri rempah-rempahnya, menargetkan pertumbuhan terintegrasi di tahap produksi, distribusi, pameran, dan pemrosesan guna memperkuat statusnya sebagai pusat rempah global.

*1 yuan = 2.180 rupiah

Banner

**1 dolar AS = 15.861 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan