Banner

‘Teman lama’ dari Indonesia rutin hadiri pameran CIIE

Foto yang diabadikan pada 8 November 2024 ini menunjukkan stan Asia Pulp & Paper (APP) dari Sinar Mas Indonesia di Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) ketujuh. (Xinhua/Wang Xiang)

Peserta Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) ketujuh dari Indonesia membawa ‘produk klasik’ dan ‘inovasi baru’, yang mengekspresikan kepercayaan diri mereka terhadap pasar China dan tekad mereka untuk berkembang lebih jauh di China.

 

Shanghai, China (Xinhua/Indonesia Window) – Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) ketujuh yang saat ini sedang berlangsung di Shanghai, menarik partisipasi banyak perusahaan Indonesia yang menampilkan beragam produk Indonesia. Di antara mereka, terdapat banyak ‘teman lama’ dari berbagai sektor. Para peserta pameran yang kembali hadir tidak hanya membawa ‘produk klasik’ dan ‘inovasi baru’ mereka, tetapi juga mengekspresikan kepercayaan diri mereka terhadap pasar China dan tekad mereka untuk berkembang lebih jauh di China.

Sebagai peserta pameran dengan ‘kehadiran penuh’ di CIIE, Asia Pulp & Paper (APP) dari Sinar Mas Group berpartisipasi dalam pameran tahun ini dengan tema ‘Menuju Pembangunan Hijau, Kerja Sama Terbuka untuk Keuntungan Bersama’ (Towards Green Development, Open Cooperation for Mutual Benefit). Perusahaan yang berfokus pada keberlanjutan, kecerdasan digital, dan inisiatif ramah lingkungan ini menampilkan berbagai inovasi rendah karbon, ramah lingkungan, dan pencapaian kolaborasinya.

Peserta Pameran Impor Internasional
Foto yang diabadikan pada 8 November 2024 ini menunjukkan stan Asia Pulp & Paper (APP) dari Sinar Mas Indonesia di Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) ketujuh. (Xinhua/Wang Xiang)

Di antara inovasi terbarunya, seri ‘PAPERLINE GREEN’ dari kertas fotokopi multifungsi terbarukan APP menyoroti sejumlah kata kunci seperti bahan daur ulang, pemrosesan canggih, dan energi terbarukan. Kertas ini diproduksi menggunakan sistem penghilangan tinta (de-inking) bertenaga surya, sehingga menghasilkan kertas daur ulang berkualitas tinggi. Produk ini menunjukkan upaya proaktif APP dalam mencapai tujuan keberlanjutan rendah karbon.

“CIIE berfungsi sebagai panggung untuk memamerkan berbagai produk dan teknologi, jendela penting untuk memahami kebijakan investasi China, dan platform penting untuk menjajaki peluang kerja sama. CIIE merupakan ‘jalur cepat’ yang penting bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk mengakses dan berintegrasi ke dalam pasar China,” ujar Zhai Jingli, Wakil Presiden APP (China).

Selama enam tahun terakhir, APP telah meraup lebih dari 700 juta dolar AS  dalam bentuk pesanan melalui CIIE, dengan serangkaian produk inovasi ramah lingkungan yang berhasil berekspansi ke pasar di Inggris, Meksiko, dan sekitarnya, dengan memanfaatkan pengaruh luas dari pameran ini untuk membuka peluang pengembangan yang lebih besar.

Sebagai perusahaan Indonesia-China sekaligus jembatan penghubung antara Indonesia dan China, APP merupakan ‘tamu’ di CIIE sekaligus ‘tuan rumah’. Dalam pandangan Zhai, APP tidak hanya memanfaatkan CIIE untuk mendorong pengembangan dan memperluas jejak bisnisnya, tetapi juga membantu perusahaan-perusahaan China ‘mendunia’ untuk mengakses pasar dan peluang yang lebih luas.

Di area Makanan dan Produk Pertanian, Pusat Promosi Perdagangan Indonesia memamerkan berbagai produk dari usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia. Di antara mereka ada banyak ‘teman lama’ yang kembali hadir. Yanto Sihotang, mewakili sebuah perusahaan yang menghadiri pameran ini untuk keempat kalinya, mengatakan bahwa permen jahe klasik mereka telah mendapatkan popularitas di kalangan konsumen China selama bertahun-tahun. “Kali ini, kami di sini untuk mencari lebih banyak distributor baru. Saat ini kami sedang membangun pabrik kedua di Indonesia untuk meningkatkan produksi dan memenuhi permintaan yang terus meningkat dari pasar China,” ujar Yanto.

Perusahaan lain yang mengkhususkan diri pada keripik kedelai fermentasi, menghadiri CIIE untuk kedua kalinya. Pendirinya, Susanto, mengatakan, “Pada tahun pertama kami, kami berhasil mendapatkan distributor. Tahun ini, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran merek dan menemukan lebih banyak distributor. Dibandingkan dengan keripik kentang, keripik tempe kami memang belum begitu terkenal di China, tetapi kami percaya diri. Konsumen China semakin berjiwa petualang, terutama dengan makanan ringan. Produk ini sangat populer di Indonesia, dan saya yakin produk ini juga akan populer di China.”

*1 dolar AS = 15.767 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan