Banner

Trump dan Harris sepakat debat pada 10 September di ABC

Foto kombo mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kiri) dan Wakil Presiden AS Kamala Harris. (Xinhua)

Penampilan Biden yang tidak meyakinkan dan menurun pada Juni lalu, memicu kepanikan di kalangan Partai Demokrat, yang pada akhirnya membuat sang presiden harus menyerahkan posisinya sebagai pemegang tiket calon presiden dari partainya.

 

New York City, AS (Xinhua/Indonesia Window) – Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan wakil presiden yang sedang menjabat Kamala Harris telah menyepakati debat pada 10 September di ABC, kata jaringan televisi tersebut pada Kamis (8/8).

Baik Trump, calon presiden dari Partai Republik, maupun Harris, calon presiden dari Partai Demokrat, telah mengonfirmasi keikutsertaan mereka dalam debat tersebut, kata jaringan televisi itu dalam sebuah pernyataan.

Debat selama 90 menit ini diperkirakan akan digelar di Philadelphia, dan pewara berita ABC David Muir dan Linsey Davis akan menjadi moderator, menurut The New York Times. Debat itu kemungkinan akan diselenggarakan tanpa penonton langsung, tetapi format dan aturan dasar yang tepat masih belum ditentukan, papar laporan itu, mengutip pernyataan dari dua orang yang mengetahui rencana tersebut.

Pengumuman itu menyusul konferensi pers Trump di Palm Beach, Florida, di mana dia mengusulkan tiga kali debat dengan Harris. Trump sebelumnya setuju untuk berdebat dengan Presiden Joe Biden pada 10 September, namun menarik diri setelah Biden mengundurkan diri dari bursa calon presiden Partai Demokrat.

Banner

Trump juga mengatakan bahwa dia akan berdebat dengan Harris dalam dua kesempatan lain, pada acara yang diselenggarakan oleh NBC News dan Fox News. Namun, tim kampanye Harris belum menyetujui dua debat tersebut, yang tidak termasuk dalam jadwal debat awal yang telah disepakati oleh Biden dan Trump pada Mei 2024.

Dalam debat sebelumnya pada Juni lalu, penampilan Biden yang tidak meyakinkan dan menurun memicu kepanikan di kalangan Partai Demokrat, yang pada akhirnya membuat sang presiden harus menyerahkan posisinya sebagai pemegang tiket calon presiden dari partainya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan