Autonomous Rail Transit menggunakan jalur virtual, sehingga tidak memerlukan investasi besar untuk infrastruktur seperti peletakan rel dan dapat memperpendek masa konstruksi.
Jakarta (Xinhua/ Indonesia Window) – Trem Otonomos atau Autonomous Rail Transit (ART) buatan China telah siap dan segera menjalani uji coba Proof-of-Concept (PoC) di Ibu Kota Nusantara (IKN) selama dua bulan, demikian disampaikan Wakil Manajer Umum China Norinco International Co., Ltd. (Norinco) Wang Xiaobing dalam sebuah wawancara virtual dengan Xinhua pada Kamis (8/8) di Beijing, China.
Uji coba ini meliputi evaluasi kinerja, keamanan, serta keandalan dan efisiensi kendaraan ART dalam berbagai kondisi, jelas Wang.
Sebelumnya, Norinco telah menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MOU) dengan otoritas IKN bulan lalu.
“Setelah pengujian PoC selesai, kami akan memulai uji coba di IKN untuk memverifikasi kemampuan beradaptasi kendaraan ART di lingkungan nyata,” kata Wang.
Model transportasi baru
ART, yang diproduksi oleh CRRC Co., Ltd. China serta dipasarkan dan dipelihara oleh Norinco di luar negeri, adalah sistem transportasi perkotaan kecerdasan yang unik di China, dengan hak kekayaan intelektual yang sepenuhnya independen.
Saat ini, ART telah membuka sembilan jalur di Harbin, Yibin, Xi’an, Suzhou, Zhuzhou, serta Lhasa di China dan Abu Dhabi di Uni Emirat Arab, dengan jalur operasi yang aman sepanjang lebih dari 15 juta kilometer dan lebih dari 35 juta penumpang.
Menurut Wang, sistem ART memiliki banyak keunggulan. “Dibandingkan dengan Light Rail Transit (LRT), ART menggunakan jalur virtual, sehingga tidak memerlukan investasi besar untuk infrastruktur seperti peletakan rel dan dapat memperpendek masa konstruksi.”
Selain rute tetap, ART dapat dengan mudah direlokasi jika ada kebutuhan untuk mengubah rute atau melakukan tugas-tugas khusus, seperti kebutuhan transportasi padat jangka pendek yang disebabkan oleh penyelenggaraan acara-acara besar, lanjut Wang.
Dibandingkan dengan sistem Bus Rapid Transit (BRT), ART dengan tiga gerbong ini mampu mengangkut hingga 300 penumpang, dengan kapasitas yang lebih besar.
Berkat penggunaan teknologi jalur virtual mandiri, Wang mengatakan ART mampu menghindari masalah umum pada sistem BRT seperti mengepot (drifting) pada bagian belakang bus, dan meningkatkan kapasitas penumpang dengan tetap menjaga kenyamanan.
Selain itu, dibandingkan dengan masa pakai bus BRT pada umumnya yaitu sekitar delapan tahun, trem ART dapat memiliki masa pakai hingga 25 tahun, kata Wang.
Sejalan dengan konsep pengembangan IKN
Ibu Kota Nusantara (IKN) diposisikan sebagai kota yang ramah lingkungan, berteknologi tinggi, dan cerdas. Untuk pembangunan IKN, fitur-fitur ramah lingkungan dan cerdas dari ART sangat sesuai dengan tujuan perencanaan ibu kota baru tersebut.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pernah menyebut ART sebagai moda transportasi baru dalam pidatonya dan mengakui sistem trem cerdas ini.
Menurut Wang, ART memiliki karakteristik kapasitas penumpang yang tinggi, dan melalui teknologi penjadwalan dan manajemen yang cerdas, ART akan mampu meningkatkan efisiensi transportasi.
Kapasitas dan ketepatan waktu ART yang tinggi dapat secara signifikan meningkatkan kenyamanan perjalanan masyarakat, ujar Wang.
Sementara itu, ART adalah trem listrik murni dan memiliki emisi karbon yang rendah, yang akan membantu meningkatkan kualitas udara, lingkungan perkotaan, dan mendorong pengembangan kota ramah lingkungan.
“ART akan secara efektif memenuhi kebutuhan transportasi masa depan IKN dan mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan,” imbuhnya.
Selain di IKN, Jakarta dan beberapa kota lain di Indonesia, yang memiliki masalah kemacetan dan polusi gas buang kendaraan yang serius, juga tertarik untuk membangun ART.
Setelah uji coba PoC rampung di IKN, rencananya ART akan diperluas ke kota-kota lain di Indonesia di bawah pengaturan Kementerian Perhubungan, ungkap Wang. “Hal ini tidak hanya akan memperluas penggunaan ART di pasar Indonesia, tetapi juga akan mendukung modernisasi dan transformasi Indonesia di sektor transportasi.”
Produksi ART lokal pada masa depan
Menurut Wang, Norinco sedang mempertimbangkan untuk melakukan perakitan atau produksi ART secara lokal di Indonesia dalam rencana masa depan.
Wang mengatakan produksi lokal akan membantu mengurangi biaya pengangkutan trem dari China ke Indonesia, menciptakan lapangan kerja, mengembangkan bakat-bakat lokal, dan semakin mempromosikan penerapan sistem ART di Indonesia.
—
Selain itu, produksi lokal juga dapat meningkatkan fleksibilitas rantai pasokan dan memastikan layanan yang lebih efisien, tambahnya.
Saat ini, Norinco telah berinvestasi dalam pembangunan dua pabrik manufaktur ART di luar negeri. Investasi ini mencakup transfer teknologi, membantu meningkatkan tingkat industrialisasi, dan mendukung perkembangan industri manufaktur lokal, ujar Wang.
“Norinco berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah dan perusahaan-perusahaan Indonesia guna mencapai tujuan produksi secara lokal dan memberikan keuntungan bersama bagi kedua belah pihak dalam jangka panjang,” pungkas Wang.
Laporan: Redaksi