Perdagangan listrik ramah lingkungan dan sertifikat hijau menawarkan peluang bagi perusahaan untuk mencapai target konservasi energi dan pengurangan emisi sekaligus mendorong konsumsi energi terbarukan.
Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Sejumlah daerah setingkat provinsi di China melaporkan perdagangan listrik ramah lingkungan dan sertifikat hijau yang kuat selama paruh pertama 2024 di tengah upaya negara tersebut untuk memenuhi target karbon gandanya.
Para ahli menyebutkan peningkatan permintaan agar perusahaan-perusahaan domestik dan global mengurangi emisi serta pemfasilitasan kebijakan sebagai faktor yang mendorong semakin pesatnya perdagangan tersebut.
Di antara daerah-daerah setingkat provinsi yang mencatat lonjakan volume perdagangan listrik ramah lingkungan, Daerah Otonom Uighur Xinjiang di China barat laut mencatat sebanyak 860 juta kilowatt-jam (kWh) listrik ramah lingkungan diperdagangkan selama paruh pertama tahun ini. Angka tersebut naik dua kali lipat dibandingkan angka keseluruhan pada tahun 2023.
Selain itu, pengguna listrik di Xinjiang telah membeli lebih dari 1,44 juta sertifikat hijau dalam enam bulan pertama, naik 3,5 kali lipat dari volume yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.
Di Provinsi Heilongjiang, China timur laut, volume transaksi listrik ramah lingkungan dalam enam bulan pertama mencapai 741 juta kWh, termasuk 686 juta kWh listrik tenaga angin dan 55 juta kWh listrik fotovoltaik, naik 5,3 kali lipat dibandingkan sepanjang tahun 2023.
Selain itu, lebih dari 5,15 juta sertifikat hijau diperdagangkan dalam enam bulan pertama di provinsi di China timur laut tersebut, sekitar 1,22 juta lebih banyak dibandingkan volume sepanjang tahun 2023.
Di Shanghai, lebih dari 15 juta sertifikat hijau telah diperdagangkan mulai Januari hingga awal Juni, meningkat tajam dibandingkan volume tahunan sebanyak 460,000 pada 2023.
Pengguna listrik dapat melakukan konsumsi listrik ramah lingkungan melalui perdagangan listrik ramah lingkungan atau membeli sertifikat hijau.
Listrik ramah lingkungan mengacu pada listrik dengan emisi karbon dioksida nol atau mendekati nol dalam proses produksinya. Hal ini penting bagi perjalanan sebuah perusahaan dalam mencapai netralitas karbon serta untuk mentransformasi dan memperbarui keseluruhan industri.
Pembeli listrik ramah lingkungan juga akan mendapatkan sertifikat hijau sebagai buktinya. Setiap sertifikat yang dikeluarkan pemerintah mewakili 1.000 kWh listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan.
Perdagangan listrik ramah lingkungan dan sertifikat hijau menawarkan peluang bagi perusahaan untuk mencapai target konservasi energi dan pengurangan emisi sekaligus mendorong konsumsi energi terbarukan, kata Zhao Pengfei, staf di Shanghai Power Exchange Center Company Ltd.
Peningkatan tajam dalam volume perdagangan menggarisbawahi penyempurnaan kebijakan dan mekanisme terkait secara berkesinambungan, serta meningkatnya kesadaran perusahaan tentang konservasi energi dan pengurangan emisi, papar Zhao.
Setelah China menetapkan target karbon ganda, semakin banyak perusahaan mulai mempertimbangkan tanggung jawab sosial, kata Zhang Da, lektor kepala di Institut Energi, Lingkungan, dan Ekonomi, Universitas Tsinghua. Zhang mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan didorong untuk berpartisipasi dalam perdagangan listrik ramah lingkungan untuk membantu mencapai target konservasi energi dan pengurangan emisi pemerintah.
Secara global, seiring perusahaan-perusahaan multinasional berkomitmen untuk mencapai target pengurangan karbon, perusahaan dan kantor cabang di China dalam rantai pasokan mereka didorong untuk membeli energi terbarukan, menurut Zhang.
Perdagangan listrik ramah lingkungan, dari sisi konsumsi, akan mendongkrak permintaan untuk energi terbarukan dan menawarkan dukungan finansial bagi sektor energi terbarukan, sehingga memfasilitasi upaya negara untuk mencapai target karbon ganda, kata Zhang.
China berkomitmen terhadap target karbon ganda, yaitu mencapai puncak emisi karbon per 2030 dan mencapai netralitas karbon per 2060.
Laporan: Redaksi