Ketua Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP), Ahed Abo Al-Atta, menyebutkan bahwa penjajah Israel sama sekali tidak menghormati hak asasi manusia, melakukan pembantaian, dan membunuh anak-anak serta wanita tanpa adanya pencegahan terhadap pembantaian berulang yang mereka lakukan.
Jakarta (Indonesia Window) – Ketua Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP), Ahed Abo Al-Atta, bertemu dengan Jusuf Kalla (JK), mantan Wakil Presiden dan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) serta Ketua Dewan Masjid Indonesia di kediaman Pak JK di Jakarta, Kamis (20/06), dan membahas perkembangan terkini serta peristiwa yang sedang terjadi di Palestina.
Pada kesempatan tersebut, Ahed Abu Al-Atta, menjelaskan kepada Jusuf Kalla mengenai tabiat agresi brutal yang terjadi di Jalur Gaza yang telah memasuki hari ke 258 hari sejak operasi Badai al-Aqsa.
Ahed Abu Al-Atta menyebutkan bahwa penjajah Israel sama sekali tidak menghormati hak asasi manusia, melakukan pembantaian, dan membunuh anak-anak serta wanita tanpa adanya pencegahan terhadap pembantaian berulang yang mereka lakukan.
Ketua Yayasan Persahabatan juga menjelaskan bahwa penjajah Israel terus melanjutkan kebijakan kriminalnya dan perilaku kriminal ini memerlukan aksi dari seluruh kekuatan dunia yang bebas, dan para pemikir, serta mereka yang peduli pada Palestina untuk bergerak demi membela negara tersebut dan menghentikan agresi terhadap anak-anak dan wanita yang tidak bersalah.
Dalam kesempatan tersebut, Jusuf Kalla, yang didampingi oleh Ketua Hubungan Internasional Palang Merah Indonesia, Hamid Awaluddin, menyambut baik kunjungan YPSP.
Mantan wakil presiden Indonesia yang memuji ketabahan rakyat Palestina tersebut juga mengecam agresi rezim zionis Israel terhadap anak-anak, wanita, dan infrastruktur di Gaza.
Jusuf Kalla juga mengajak rakyat Palestina untuk bersatu dalam satu kerangka guna menghadapi penjajah Israel di Jalur Gaza.
Dalam konteks yang sama, Ahed Abu Al-Atta mengucapkan terima kasih atas upaya yang dilakukan oleh Jusuf Kalla untuk membantu rakyat Palestina, menampung pengungsi, dan menyediakan sebagian besar kebutuhan pokok bagi orang-orang di Gaza.
Ahed juga meminta Jusuf Kalla untuk mengerahkan lebih banyak upaya dan berkomunikasi dengan semua komponen resmi dan masyarakat untuk membentuk front (barisan) yang bersatu dan kuat dalam menghentikan agresi brutal terhadap Jalur Gaza.
Laporan: Redaksi