Banner

40 orang tewas akibat aksi pengeboman Israel di kamp di Rafah, Gaza

Rentetan roket yang ditembakkan dari Gaza ke Israel terlihat di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 26 Mei 2024. Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, pada Ahad (26/5) mengumumkan bahwa pihaknya telah meluncurkan rentetan roket ke arah Tel Aviv di Israel tengah, yang menandai serangan pertama dalam beberapa bulan terakhir. Dalam sebuah pernyataan, Brigade Al-Qassam mengatakan pihaknya menembakkan roket-roket tersebut sebagai serangan balasan atas pembunuhan warga sipil oleh Israel di Jalur Gaza. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Aksi pengeboman Israel terhadap tenda-tenda di Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza, telah menewaskan 40 orang dan dan beberapa lainnya mengalami luka-luka.

 

Gaza, Palestina (Xinhua) – Sedikitnya 40 orang tewas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka pada Ahad (26/5) malam waktu setempat akibat aksi pengeboman Israel terhadap tenda-tenda di Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza, demikian dilaporkan kantor berita resmi Palestina, WAFA.

Serangan Israel menghantam tenda-tenda di sebuah kamp yang baru didirikan yang dipadati ribuan pengungsi di dekat gudang-gudang Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), tambah WAFA.

Sumber-sumber lokal mengatakan kepada Xinhua bahwa itu adalah serangan udara Israel yang “dahsyat dan belum pernah terjadi sebelumnya” terhadap wilayah padat penduduk yang dihuni oleh keluarga-keluarga pengungsi. Serangan tersebut membakar tenda-tenda yang terbuat dari plastik dan timah, serta sejumlah kendaraan sipil.

Cuplikan video yang beredar di Facebook menunjukkan api berkobar secara intens di daerah tersebut dan api melahap tenda-tenda yang masih dihuni banyak orang, termasuk anak-anak dan perempuan.

Banner

Sumber tersebut menyebutkan bahwa pasukan Pertahanan Sipil dan ambulans menghadapi kendala yang cukup besar dalam mengevakuasi jasad korban lantaran medan yang sulit.

Sumber-sumber keamanan Palestina mengatakan kepada Xinhua bahwa daerah itu, yang dipenuhi warga Gaza, telah diklasifikasikan oleh militer Israel sebagai “daerah aman” sebelum serangan tersebut terjadi.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Ahad malam, Hamas mengecam pengeboman itu sebagai “pembangkangan total dan mengabaikan keputusan Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) yang meminta mereka menghentikan agresi terhadap Rafah.”

Pernyataan tersebut juga menyebutkan bahwa Israel tidak akan melakukan serangan tersebut tanpa dukungan dan lampu hijau dari Amerika Serikat (AS), dan menyatakan bahwa pemerintah AS bertanggung jawab penuh atas serangan mematikan itu.”

Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) mengatakan dalam pernyataannya bahwa “sebuah pesawat IDF menyerang kompleks Hamas di Rafah tempat teroris Hamas signifikan beroperasi.”

“Serangan tersebut dilakukan terhadap sasaran yang sah berdasarkan hukum internasional, menggunakan amunisi yang tepat dan berdasarkan intelijen yang tepat yang mengindikasikan penggunaan wilayah tersebut oleh Hamas,” tambah IDF.

Banner
Aksi pengeboman Israel
Seorang pria menggendong jenazah seorang korban di sebuah rumah sakit di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 26 Mei 2024. Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza bertambah menjadi 35.984 orang, demikian menurut pernyataan pers otoritas kesehatan daerah kantong Palestina tersebut pada Ahad (26/5). (Xinhua/Khaled Omar)

Serangan udara Israel terjadi beberapa jam setelah Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, meluncurkan rentetan serangan roket besar dari Rafah menuju kota pesisir Tel Aviv di Israel tengah untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan.

Pada 7 Mei, tentara Israel mengumumkan bahwa pihaknya telah menguasai perlintasan Rafah di sisi Palestina, yang terletak di Jalur Gaza selatan di perbatasan dengan Mesir dan di wilayah timur Rafah. Hal tersebut mengakibatkan terhentinya bantuan yang masuk ke Gaza.

Israel menganggap Rafah sebagai benteng terakhir Hamas, yang menguasai Jalur Gaza sejak 2007.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan