Banner

Pertumbuhan PDB AS pada Q3 2023 direvisi turun jadi 4,9 persen dalam basis tahunan

Orang-orang berbelanja di Bandar Udara Internasional San Francisco di San Francisco, Amerika Serikat, pada 26 Oktober 2023. (Xinhua/Li Jianguo)

Pertumbuhan PDB riil Amerika Serikat pada kuartal ketiga (Q3) 2023 direvisi turun ke tingkat 4,9 persen secara tahunan pada estimasi ketiga dan terakhir.

 

Washington, AS (Xinhua) – Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil Amerika Serikat (AS) pada kuartal ketiga (Q3) 2023 direvisi turun ke tingkat 4,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada estimasi ketiga dan terakhir, seperti dilaporkan Departemen Perdagangan AS pada Kamis (21/12).

Dalam estimasi “pertama” (advance), PDB AS pada Q3 diproyeksikan tumbuh 4,9 persen (yoy), dan angkanya direvisi naik menjadi 5,2 persen pada estimasi kedua.

Pembaruan tersebut secara umum mencerminkan revisi ke bawah untuk pembelanjaan konsumen. Impor, yang merupakan pengurang dalam perhitungan PDB, juga direvisi turun.

Peningkatan PDB riil mencerminkan peningkatan pembelanjaan konsumen, investasi inventaris swasta, ekspor, pengeluaran pemerintah negara bagian dan lokal, pengeluaran pemerintah federal, investasi tetap residensial, dan investasi tetap nonresidensial. Sementara itu, impor mengalami peningkatan.

Banner

Pada kuartal kedua (Q2) 2023, PDB riil AS tumbuh 2,1 persen.

Dibandingkan dengan Q2, akselerasi PDB riil pada Q3 terutama mencerminkan peningkatan ekspor dan akselerasi pembelanjaan konsumen serta investasi inventori swasta yang sebagian diimbangi oleh perlambatan investasi tetap nonresidensial.

Dalam sebuah analisis baru-baru ini, para ekonom Wells Fargo memperkirakan bahwa PDB riil di AS tumbuh 2,4 persen pada 2023.

“Namun, ada tanda-tanda jelas bahwa momentum dalam perekonomian sedang mengalami penurunan, dan retakan-retakan mulai muncul di sektor rumah tangga,” menurut analisis tersebut.

“Kami mengakui, bagaimanapun juga, ekonomi dapat mencapai ‘soft landing’ pada 2024. Namun, bahkan jika kontraksi ekonomi dapat dihindari, laju pertumbuhan PDB riil selama beberapa kuartal ke depan kemungkinan besar akan berada di bawah tren dikarenakan kebijakan moneter yang ketat,” demikian disebutkan analisis itu.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan