Perdagangan Guangxi dengan ASEAN dalam 11 bulan pertama 2023 mencapai 293,06 miliar yuan atau sekitar 41 miliar dolar AS, meningkat 21,8 persen dibandingkan tahun lalu, lebih tinggi dari pertumbuhan perdagangan luar negeri Guangxi secara keseluruhan.
Nanning, China (Xinhua) – Di tengah hiruk pikuk para pekerja pelabuhan dan suara mesin yang berdengung, berbagai macam boga bahari (seafood) beku dimuat ke sejumlah kapal kargo dengan tujuan Asia Tenggara.
Menurut produsen seafood tersebut, Beihai Quality Aquatic Products Co., Ltd., yang berbasis di Kota Beihai, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, pihaknya mencatat peningkatan penjualan ke negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sejak tahun lalu.
Shi Haiting, salah satu pejabat di perusahaan itu, mengaitkan ekspansi peluang ekspor perusahaannya di negara-negara anggota ASEAN, khususnya Malaysia dan Thailand, dengan penerapan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP).
Beihai, basis pemrosesan dan ekspor produk akuatik terbesar di Guangxi sekaligus salah satu kota industri besar, mencatat permintaan yang kuat dari negara-negara anggota ASEAN untuk produk mekanik dan listrik, produk berteknologi tinggi, dan produk akuatik.
Sebagai pintu gerbang menuju ASEAN, Guangxi dengan cepat meningkatkan keterlibatannya dengan negara-negara ASEAN di berbagai sektor.
Data dari bea cukai Nanning, ibu kota daerah otonom itu, menunjukkan bahwa dalam 11 bulan pertama 2023, perdagangan Guangxi dengan ASEAN mencapai 293,06 miliar yuan atau sekitar 41 miliar dolar AS, meningkat 21,8 persen dibandingkan tahun lalu, lebih tinggi dari pertumbuhan perdagangan luar negeri Guangxi secara keseluruhan. Volume perdagangan ini menyumbang 47,9 persen dari total perdagangan luar negeri Guangxi selama periode tersebut, dengan ekspor mencapai 209,14 miliar yuan dan impor sebesar 83,92 miliar yuan.
Pariwisata dan perdagangan lintas perbatasan antara Guangxi dan Vietnam juga berkembang pesat. Di objek wisata air terjun lintas perbatasan Detian yang memulai uji coba operasional pada pertengahan September lalu, arus pengunjung dari kedua sisi perbatasan terlihat menikmati pemandangan alam yang menakjubkan tersebut.
“Sejauh ini, kami telah menerima 96 grup wisata China dengan total pengunjung kurang lebih 1.000 orang, serta 165 grup wisata Vietnam dengan pengunjung sekitar 2.600 orang,” kata Li Bing, seorang manajer di perusahaan pengembangan pariwisata setempat. Li menambahkan bahwa karena meningkatnya jumlah wisatawan, bisnis kuliner, akomodasi, dan hiburan pun bermunculan di sekitar objek wisata itu, sehingga memberikan vitalitas baru ke dalam perekonomian setempat.
Di bidang ekonomi digital, China-ASEAN Information Harbour Co., Ltd., yang didirikan di Nanning pada 2016, memelopori transformasi digital dan kerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN.
Proyek perusahaan tersebut di bidang tata kelola digital, perusahaan, industri, dan teknologi komunikasi baru tersebar di Malaysia, Laos, Singapura, Myanmar, Kamboja, Indonesia, Thailand, Filipina, dan Vietnam.
“Perusahaan kami memilih teknologi aplikasi internet yang canggih dan dapat diterapkan untuk berkolaborasi dengan negara-negara anggota ASEAN, mendorong transfer teknologi digital yang mutakhir ke luar negeri,” kata Lu Dongliang, Ketua sekaligus Presiden China-ASEAN Information Harbor Co., Ltd.
*1 yuan = 2.181 rupiah
**1 dolar AS = 15.503 rupiah
Laporan: Redaksi