Serangan udara Israel terus berlanjut di sekitar Kompleks Medis Al Shifa di Gaza City, yang telah berhenti beroperasi sejak Sabtu (11/11), sehingga membahayakan perangkat penunjang kehidupan, termasuk untuk bayi.
Gaza, Palestina (Xinhua) – Puluhan warga Palestina terbunuh dalam serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza dalam 24 jam terakhir, di tengah kolapsnya sistem layanan kesehatan di daerah kantong tersebut.
Kantor media pemerintah di Gaza pada Ahad (12/11) mengumumkan bahwa korban tewas akibat serangan Israel meningkat menjadi 11.180 orang, termasuk hampir 8.000 anak-anak dan wanita, dengan lebih dari 28.000 orang terluka.
Bentrokan sengit terus berlanjut antara tentara Israel dan pejuang Hamas di Gaza utara, sementara bentrokan yang lebih kecil dilaporkan terjadi di jalur Gaza tengah. Pasukan darat Israel mempertahankan pemisahan yang efektif antara utara dan selatan, kecuali untuk ‘koridor’ yang mengarah ke selatan.
Menurut kantor media itu, serangan udara Israel terus berlanjut di sekitar Kompleks Medis Al Shifa di Gaza City, yang telah berhenti beroperasi sejak Sabtu (11/11), sehingga membahayakan perangkat penunjang kehidupan, termasuk untuk bayi.
Bulan Sabit Merah Palestina memperingatkan bahwa bayi-bayi Palestina di Gaza juga menderita dehidrasi akibat terhentinya pasokan susu formula di bawah pengepungan saat ini.
Juru bicara kementerian kesehatan Gaza Ashraf al-Qedra mengatakan sedikitnya lima orang tewas dalam beberapa jam terakhir akibat pemadaman listrik usai rumah sakit itu kehabisan bahan bakar.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defence Forces/IDF) Richard Hecht membantah telah menargetkan atau mengepung kompleks Al Shifa. Israel masih berusaha untuk “memfasilitasi dan membantu” evakuasi bayi-bayi dari Rumah Sakit Al Shifa, namun “campur tangan Hamas” menghambatnya, katanya.
Hecht mengatakan bahwa 300 liter bahan bakar telah dikirim oleh IDF ke rumah sakit Al Shifa, sembari mengindikasikan bahwa Hamas menghalangi pengiriman bahan bakar tersebut.
Terkait pembebasan sandera, dua pejabat Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) membantah bahwa kelompok itu telah menangguhkan negosiasi dengan Israel terkait pembebasan para sandera dan tawanan.
Seorang sumber Hamas yang berbicara kepada Xinhua dengan syarat tidak disebutkan namanya mengatakan, “Saya belum mendengar tentang masalah ini,” mengacu pada laporan media bahwa faksi tersebut menangguhkan perundingan karena penargetan Israel terhadap rumah-rumah sakit di Gaza.
Secara terpisah, Zaher Jabarin, seorang pejabat Hamas yang mengawasi urusan tahanan mengatakan kepada Xinhua bahwa gerakan itu “terbuka untuk mencapai kesepakatan terkait para sandera di Gaza jika kondisi keamanan dan lapangan yang tepat memungkinkan untuk itu.”
Penyeberangan Rafah pada Sabtu dilintasi 53 truk yang membawa masuk makanan, obat-obatan, perlengkapan kesehatan, air minum, dan selimut, menambah total jumlah truk yang masuk ke Gaza sejak 21 Oktober menjadi 914 truk, jauh di bawah jumlah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan lebih dari dua juta orang yang terkepung di daerah kantong tersebut, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam 24 jam terakhir, lima tentara Israel terbunuh di Gaza, sehingga total tentara yang terbunuh sejak dimulainya operasi darat menjadi 43 orang, menurut sumber resmi Israel.
Laporan: Redaksi