Banner

Moody’s tempatkan peringkat kredit Israel dalam peninjauan untuk diturunkan

Seorang tentara Israel membawa proyektil yang dipersiapkan untuk artileri swagerak howitzer yang dikerahkan di wilayah Israel utara yang berbatasan dengan Lebanon pada 18 Oktober 2023. (Xinhua/JINI/Ayal Margolin)

Belanja pertahanan Israel diperkirakan meningkat sebagai bagian dari konflik saat ini, mencapai sekitar 4,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) mereka, jauh lebih besar dibandingkan negara-negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD) lainnya.

 

New York City, AS (Xinhua) – Lembaga pemeringkat Moody’s pada Kamis (19/10) menempatkan peringkat kredit A1 pemerintah Israel dalam peninjauan untuk diturunkan, dengan alasan “konflik yang tidak terduga dan penuh kekerasan antara Israel dan Hamas.”

Konflik militer itu meningkatkan keterpaparan Israel yang sudah relatif tinggi terhadap risiko-risiko geopolitik, ungkap Moody’s dalam sebuah pernyataan.

“Tingkat keparahan konflik itu meningkatkan potensi dampak kredit yang akan berlangsung lebih lama dan bersifat material,” kata lembaga tersebut. “Sementara konflik yang berlangsung singkat masih dapat berdampak terhadap kredit, konflik militer yang berlangsung semakin lama dan parah berpotensi memberikan dampak yang semakin besar terhadap efektivitas kebijakan, keuangan publik, dan perekonomian.”

Israel membelanjakan sekitar 4,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) mereka untuk pertahanan, jauh lebih besar dibandingkan negara-negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD) lainnya, urai Moody’s, seraya menambahkan bahwa Israel diperkirakan akan meningkatkan belanja pertahanan sebagai bagian dari konflik saat ini.

Banner

Moody’s memperingatkan bahwa pihaknya akan menurunkan peringkat Israel jika “konflik militer saat ini berpotensi melemahkan institusi-institusi Israel secara material, terutama efektivitas pembuatan kebijakannya, fiskalnya, dan atau kekuatan ekonominya.”

Sebelumnya pada pekan ini, Fitch, lembaga pemeringkat global lainnya, menempatkan negara itu dalam pengawasan peringkat negatif serta memperingatkan bahwa eskalasi besar dari konflik yang sedang berlangsung dapat menyebabkan tindakan pemeringkatan yang negatif.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan