Banner

Tim ilmuwan China pasang stasiun pengamatan meteorologi di Gunung Cho Oyu

Para anggota tim ekspedisi China memasang stasiun cuaca otomatis di Gunung Cho Oyu pada 1 Oktober 2023. (Xinhua)

Puncak Gunung Cho Oyu sangat lebar dan luas seperti lapangan sepak bola, kondisi yang sangat jarang ditemukan pada puncak-puncak tertinggi di dunia dan merupakan karakteristik yang memudahkan pemasangan dan perbaikan stasiun pengamat cuaca.

 

Base Camp Gunung Cho Oyu, Tibet (Xinhua) – Sebuah tim ekspedisi China berhasil mencapai puncak Gunung Cho Oyu, yang juga dikenal sebagai Gunung Qowowuyag, pada Ahad (1/10) dan memasang stasiun cuaca otomatis di puncak gunung itu untuk pertama kalinya. Pemasangan stasiun cuaca itu bertujuan untuk mengungkap lebih banyak hal terkait karakteristik perubahan iklim di daerah yang berada di ketinggian sangat tinggi tersebut.

Terletak di perbatasan China-Nepal, Gunung Cho Oyu adalah gunung tertinggi keenam di dunia dengan ketinggian 8.201 meter. Ini pertama kalinya tim ilmuwan China mendaki puncak yang lebih tinggi dari 8.000 meter selain Gunung Qomolangma, yang merupakan puncak tertinggi di dunia.

Puncak Gunung Cho Oyu sangat lebar dan luas seperti lapangan sepak bola, kondisi yang sangat jarang ditemukan pada puncak-puncak tertinggi di dunia dan merupakan karakteristik yang memudahkan pemasangan dan perbaikan stasiun pengamat cuaca.

Sebanyak lima stasiun cuaca otomatis telah dipasang masing-masing di ketinggian 4.950 meter, 5.700 meter, 6.450 meter, 7.100 meter, dan 8.201 meter di Gunung Cho Oyu, sementara peralatan pengamatan curah hujan dipasang di dua stasiun yang lokasinya lebih rendah.

Banner

Bersama dengan stasiun cuaca Qomolangma-Shishapangma yang telah didirikan, jaringan pengamatan meteorologi yang diperluas ini akan membantu mengungkap lebih banyak karakteristik perubahan iklim di daerah pada ketinggian sangat tinggi tersebut, kata Zhao Huabiao, peneliti dari Institut Penelitian Dataran Tinggi Tibet (Institute of Tibetan Plateau Research) di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences).

Tim Zhao mulai memasang stasiun-stasiun cuaca tersebut pada 20 September. Setiap stasiun cuaca berbobot sekitar 50 kilogram. Stasiun cuaca itu dibongkar menjadi beberapa bagian dan sejumlah anggota tim ditugaskan untuk membawa bagian-bagian tersebut. Setiap anggota mengangkut komponen yang beratnya tidak lebih dari 7 kilogram saat mendaki.

Tak lama setelah tim ekspedisi itu memasang stasiun cuaca di puncak, data meteorologi berhasil ditransmisikan, yang menunjukkan suhu di puncak mencapai minus 18 derajat Celsius dan kekuatan angin tercatat 6 derajat, atau 10,8-13,8 meter per detik pada Minggu sekitar pukul 11.00 waktu setempat.

Stasiun-stasiun cuaca itu ditenagai oleh panel surya dan dapat beroperasi selama dua tahun di bawah kondisi normal. Setiap harinya, stasiun cuaca tersebut bertugas untuk mentransmisikan berbagai informasi meteorologi seperti suhu, kelembapan, arah dan kecepatan angin, serta radiasi matahari melalui satelit komunikasi dan sarana lainnya.

Data tersebut akan membantu mengisi kekurangan dalam catatan meteorologi untuk daerah yang berada di ketinggian sangat tinggi, dan juga sangat penting untuk memantau perubahan gletser dan tutupan salju di dataran tinggi, tutur Zhao.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan