China Mobile, raksasa telekomunikasi kelas dunia asal China, memiliki total transmisi bandwidth internasional mencapai 128 Terabyte per detik (Terabytes per second/Tbps), 80 kabel bawah laut dan terestrial, serta mempunyai 230 titik kehadiran (Point of Presence/PoP) secara global.
Jakarta (Xinhua) – China Mobile, raksasa telekomunikasi kelas dunia asal China, memperluas kerja sama ekonomi digital dengan negara-negara Asia Tenggara. Kedua mitra tersebut meluncurkan ‘Inisiatif Kerja Sama Pengembangan Ekonomi Digital Asia Tenggara’ dalam acara Konferensi Kerja Sama Asia Tenggara China Mobile (China Mobile SEA Cooperation Conference) 2023 yang digelar di Hotel Mulia, Jakarta, pada Jumat (1/9).
Kerja sama tersebut bertujuan membantu negara-negara Asia Tenggara dalam membangun ekonomi digital yang berkelanjutan. Perusahaan itu juga akan memandu negara-negara di kawasan itu mengembangkan pengetahuan dan inovasi demi mencapai transformasi industri kecerdasan digital.
China Mobile juga menandatangani nota kerja sama strategis dengan China-ASEAN Information Harbour Co., Ltd., PT Indosat Tbk, dan Maxis Broadband Sdn Bhd untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang.
Secara khusus, China Mobile dan Singapore Telecommunications (Singtel) juga mengumumkan kerja sama pengembangan aplikasi 5G, Internet of Things (IoT), serta solusi integrasi sistem bagi perusahaan. Kedua pihak juga akan menjajaki peluang kerja sama investasi infrastruktur informasi di luar negeri, serta penelitian dan pengembangan (litbang) bersama di sektor teknologi.
Gao Tongqing, Wakil Presiden Eksekutif China Mobile Communications Group, mengatakan konferensi hari ini juga menjadi momentum untuk memperkuat kerja sama ekonomi digital antara China dengan negara-negara Asia Tenggara. Gao mengidentifikasi potensi kerja sama di tiga bidang utama.
Pertama, kerja sama infrastruktur digital, termasuk di antaranya investasi pada kabel bawah laut dan pembangunan pusat data di Asia Tenggara.
Kedua, kerja sama pengembangan 5G di berbagai bidang seperti pengembangan pelabuhan pintar hingga kota pintar.
Ketiga, mencapai hasil yang saling menguntungkan melalui kerja sama secara menyeluruh dalam ekosistem digital. “China Mobile akan melakukan yang terbaik untuk membantu menciptakan ekosistem digital yang cerdas di kawasan ini, mengintegrasikan teknologi, modal dan industri,” dikutip dari pernyataan resmi perusahaan itu.
Konferensi itu juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (RI) sekaligus Koordinator Kerja Sama Indonesia dan China, Luhut Binsar Pandjaitan, serta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI, Budi Arie Setiadi.
Budi mengatakan bahwa pemerintah Indonesia terbuka untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak guna saling bertukar pengetahuan, berbagi praktik terbaik, dan mengatasi berbagai tantangan dalam implementasi teknologi 5G. Jaringan 5G saat ini baru beroperasi di 49 kota dari total lebih 500 kabupaten atau kota di Indonesia.
“Kami siap bekerja sama dengan para pelopor industri seperti China Mobile, dan para pemangku kepentingan global dan domestik lainnya,” kata Budi saat berpidato dalam konferensi tersebut.
China Mobile tidak hanya raksasa telekomunikasi di China, tetapi juga telah melebarkan sayapnya ke puluhan negara di seantero dunia. Total transmisi bandwidth internasional perusahaan saat ini mencapai 128 Terabyte per detik (Terabytes per second/Tbps), memiliki 80 kabel bawah laut dan terestrial, serta memiliki 230 titik kehadiran (Point of Presence/PoP) secara global. Perusahaan itu juga masuk dalam daftar teratas operator telekomunikasi dalam daftar Fortune 2023.
Laporan: Redaksi