Banner

UNOCHA: Hampir 1 juta orang di Ethiopia berisiko tinggi terpapar wabah kolera

Foto dokumentasi ini menunjukkan seorang murid sekolah dasar Ethiopia mengambil air bersih dari mesin generator udara-air yang disumbangkan oleh organisasi-organisasi China di Southern Nations, Nationalities and Peoples’ Region (SNNPR), Ethiopia, pada 22 Juni 2022. (Xinhua/

Wabah kolera di Ethiopia tenggara saat ini telah menyebar lebih luas ke 66 daerah di delapan distrik di kawasan Oromia dan dua distrik lainnya di kawasan Somalia, dengan 28 kasus kematian.

 

Addis Ababa, Ethiopia (Xinhua) – Hampir 1 juta orang berisiko tinggi terpapar penyakit kolera di 10 distrik yang terdampak di Ethiopia tenggara, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/UNOCHA).

UNOCHA, dalam pembaruan situasi terbaru yang dirilis pada Senin (30/1) malam waktu setempat, memperingatkan tentang wabah kolera yang sedang berlangsung dengan jumlah korban tewas naik menjadi 28 di negara Afrika itu.

Pembaruan tersebut mengungkapkan bahwa hingga Senin yang sama, 1.055 kasus kolera telah dilaporkan, termasuk 28 kematian akibat penyakit itu. Menurut laporan itu, wabah kolera yang sedang berlangsung menyebar lebih luas ke 66 daerah di delapan distrik di kawasan Oromia dan dua distrik lainnya di kawasan Somalia.

Wabah kolera di Ethiopia
Foto dokumentasi ini menunjukkan sejumlah murid sekolah dasar Ethiopia meminum air bersih dari mesin generator udara-air yang disumbangkan oleh organisasi-organisasi China di Southern Nations, Nationalities and Peoples’ Region (SNNPR), Ethiopia, pada 22 Juni 2022. (Xinhua/Str)

Data dari UNOCHA menunjukkan bahwa jumlah kasus orang yang terpapar meningkat hingga 30 persen sejak awal Januari.

Banner

Wabah kolera di Ethiopia dimulai di zona Bale di kawasan Oromia dan meluas ke zona-zona perbatasan Arsi Barat, Guji, dan Liban.

Pada 13 Januari, kampanye Vaksinasi Kolera Oral (Oral Cholera Vaccination/OCV) secara resmi diluncurkan di dua kawasan yang terdampak.

Kekurangan bahan kimia perawatan air, sanitasi, dan kebersihan (water, sanitation and hygiene/WASH), jumlah tempat penyimpanan air yang terbatas, kapasitas truk air yang tidak memadai, serta beragam skema air yang tidak berfungsi disebut sebagai beberapa kesenjangan utama yang memengaruhi upaya respons tersebut.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan