Konservasi ekologis Sungai Yangtze dilakukan oleh pemerintah China dengan mengeluarkan larangan menangkap ikan selama 10 tahun di perairan penting di sepanjang sungai itu pada awal 2021.
Beijing, China (Xinhua) – China telah membuat kemajuan dalam melindungi lumba-lumba tanpa sirip (finless porpoise) Yangtze, spesies ikonis di Sungai Yangtze, sungai terpanjang di negara itu, seperti disampaikan Kementerian Ekologi dan Lingkungan China pada Senin (28/11).
Sebanyak 13 cagar alam untuk lumba-lumba tanpa sirip Yangtze telah didirikan di cekungan Sungai Yangtze, yang mencakup 40 persen habitat spesies tersebut, ujar Cui Shuhong, seorang pejabat di kementerian itu, dalam sebuah konferensi pers.
Cagar-cagar alam tersebut telah melindungi hampir 80 persen dari total populasi spesies itu, kata Cui.
Lumba-lumba tanpa sirip Yangtze, yang dikenal sebagai ‘panda raksasa air’, menjadi barometer lingkungan ekologis di cekungan Sungai Yangtze.
Dalam beberapa tahun terakhir, China telah melakukan upaya solid untuk konservasi ekologis di sepanjang Sungai Yangtze, dengan mengeluarkan larangan menangkap ikan selama 10 tahun di perairan penting di sepanjang sungai itu pada awal 2021.
Pada Desember 2020, China mengumumkan Undang-Undang Perlindungan Sungai Yangtze, memberikan jaminan hukum bagi konservasi keanekaragaman hayati di sungai tersebut.
Lumba-lumba tanpa sirip Yangtze
Pada 19 September lalu China meluncurkan survei ilmiah terhadap lumba-lumba tanpa sirip Yangtze, spesies ikonik di Yangtze, sungai terpanjang di negara itu. Survei ini bertujuan untuk menyusun rencana perlindungan yang lebih tertarget bagi spesies tersebut.
Lebih dari 120 personel dan 20 lebih kapal administrasi perikanan dikirim untuk melakukan ekspedisi ilmiah, yang mencakup habitat utama lumba-lumba tanpa sirip Yangtze, seperti aliran utama di bagian tengah dan hilir Sungai Yangtze, serta danau Poyang dan Dongting, dua anak sungai Yangtze.
Data tentang populasi dan distribusi lumba-lumba tersebut, berikut lingkungan habitatnya, dikumpulkan selama ekspedisi ilmiah itu untuk menentukan faktor-faktor yang dapat mengancam spesies tersebut serta mengevaluasi dampak dari langkah perlindungan yang ada saat ini.
Diselenggarakan oleh administrasi perikanan daerah aliran sungai (DAS) Yangtze di bawah naungan Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan, ekspedisi ini telah dilakukan bersama oleh otoritas perikanan lokal dari enam daerah setingkat provinsi, lembaga penelitian ilmiah, dan organisasi sosial.
Lumba-lumba tanpa sirip Yangtze, yang berada di bawah perlindungan tingkat tertinggi negara, merupakan indikator penting ekologi di Sungai Yangtze.
Dalam beberapa tahun terakhir, China meningkatkan upaya pelestarian spesies yang terancam punah itu dengan melakukan tiga survei komprehensif pada 2006, 2012, dan 2017. Menurut survei 2017, terdapat 1.012 lumba-lumba tanpa sirip di sungai tersebut.
Laporan: Redaksi