Peta Bulan baru yang disusun oleh tim ilmuwan China dapat digunakan untuk penelitian ilmiah lebih lanjut, perencanaan eksplorasi, pengambilan sampel, dan pemilihan lokasi kembali, serta memberikan referensi untuk memetakan planet-planet mirip Bumi lainnya di masa mendatang.
Beijing, China (Xinhua) – Tim ilmuwan China telah menyusun peta batuan Bulan beresolusi tinggi, yang menyediakan informasi terperinci tentang komposisi dan distribusi material di permukaan Bulan.
Dirilis pada skala 1:2.500.000, peta dari keseluruhan Bulan itu merupakan hasil riset selama 10 tahun yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Shandong, Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS), dan sejumlah lembaga lainnya. Peta tersebut menangkap fitur litologi dari 17 jenis batuan Bulan.
Misi China ke Bulan belum lama ini, yang meliputi aktivitas mengorbit, mendarat, dan membawa pulang sampel ke Bumi, telah mengumpulkan beragam kumpulan data (dataset) yang “menyediakan sumber utama untuk upaya pemetaan litologi ini,” menurut temuan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Bulletin sebelumnya pada pekan ini.
Peta Bulan baru ini dapat digunakan untuk penelitian ilmiah lebih lanjut, perencanaan eksplorasi, pengambilan sampel, dan pemilihan lokasi kembali. Peta ini juga dapat memberikan referensi untuk memetakan planet-planet mirip Bumi lainnya di masa mendatang, tutur para peneliti.
Peta Bulan versi kertas dan digital akan diterbitkan dalam bahasa Mandarin dan Inggris oleh Geological Publishing House China.
Aktivitas vulkanisme di Bulan
Eksplorasi Bulan yang dilakukan oleh para peneliti dan lembaga penelitian China terus berkembang dengan penemuan-penemuan baru.
Sebuah tim peneliti dari China berhasil menemukan bukti geologis dari sedikitnya empat lapisan aliran lava vulkanis yang membanjiri wilayah pendaratan misi eksplorasi Bulan Chang’e-5, menurut siaran pers dari Pusat Ilmu Pengetahuan Antariksa Nasional (National Space Science Center/NSSC) yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS).
Misi Chang’e-5 China membawa pulang total 1.731 gram sampel Bulan ke Bumi pada akhir 2020. Wilayah pendaratan misi tersebut di wilayah barat laut Oceanus Procellarum, yang juga dikenal sebagai Lautan Badai, dianggap sebagai salah satu unit basaltik termuda di permukaan Bulan.
Para ilmuwan mengatakan wilayah tersebut kaya akan elemen penghasil panas seperti uranium, thorium, dan potasium, yang dianggap bertanggung jawab untuk mempertahankan aktivitas vulkanis yang sudah berlangsung lama di Bulan.
“Oleh karena itu, studi tentang ketebalan basal dan tingkat erupsinya di area pendaratan Chang’e-5 ini akan semakin meningkatkan pemahaman tentang aktivitas vulkanis Bulan dan sejarah evolusi termal internal,” kata Du Jun, yang memimpin proyek penelitian itu.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, para peneliti dari NSSC dan lembaga lain di China memperkirakan ketebalan basal mare di wilayah pendaratan Chang’e-5. Hasil yang mereka dapatkan menunjukkan bahwa sedikitnya empat erupsi magmatik terjadi di wilayah pendaratan tersebut, dengan ketebalan median masing-masing 230 meter, 70 meter, 4 meter, dan 36 meter.
Selain itu, studi tersebut juga menunjukkan bahwa tingkat erupsi basal mare di wilayah pendaratan Chang’e-5 meningkat secara signifikan sekitar 2 miliar tahun lalu.
“Hasil-hasil ini diharapkan dapat memberikan batasan baru bagi model numerik yang dapat menjelaskan durasi dan skala aktivitas vulkanis di Bulan,” papar Du.
Temuan penelitian tersebut baru-baru ini diterbitkan di Journal of Geophysical Research: Planets.
Laporan: Redaksi