Banner

Penasihat medis AS Fauci peringatkan sikap antivaksin COVID-19 rusak upaya imunisasi anak

Anthony Fauci, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional Amerika Serikat (AS), berbicara dalam sesi dengar pendapat Komite Senat AS untuk Kesehatan, Pendidikan, Tenaga Kerja, dan Pensiun perihal Respons COVID-19 di Washington DC, AS, pada 20 Juli 2021. (Xinhua/Pool/Stefani Reynolds)

Antivaksin COVID-19 di kalangan masyarakat Amerika Serikat dapat merusak upaya untuk mengimunisasi anak-anak dan menahan wabah penyakit di masa depan, menurut penasihat medis utama Presiden AS Joe Biden, Anthony Fauci.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Penasihat medis utama Presiden AS Joe Biden memperingatkan dalam sebuah wawancara dengan Financial Times bahwa sikap antivaksin COVID-19 atau penolakan luas terhadap vaksin melawan penyakit ini di kalangan masyarakat Amerika dapat merusak upaya untuk mengimunisasi anak-anak dan menahan wabah penyakit di masa depan.

Sikap antivaksin COVID-19 “mungkin meluas ke sikap negatif semacam itu terhadap vaksinasi anak-anak,” kata Anthony Fauci, dalam laporan Bloomberg baru-baru ini.

“Jika Anda kembali pada vaksin terhadap penyakit anak-anak yang dapat dicegah dengan vaksin, di situlah Anda akhirnya mendapatkan wabah yang dapat dihindari dan tidak perlu,” imbuhya.

Perpecahan politik mengenai sistem dan pelayanan kesehatan masyarakat AS merusak upaya untuk memerangi pandemi, tambahnya, dengan beberapa negara bagian gagal mempromosikan vaksin dan Kongres menahan dana untuk membiayai langkah-langkah penanganan.

Banner

Komentar Fauci tersebut mengikuti peringatan pejabat kesehatan Gedung Putih baru-baru ini bahwa wabah virus baru dapat terbukti lebih serius daripada Covid-19. Pemerintahan Biden mendorong pendanaan untuk memerangi ancaman semacam itu, dan presiden mendesak warga Amerika awal bulan ini untuk mencari suntikan booster (penguat) baru yang resmi yang disesuaikan untuk melawan subvarian omicron yang sekarang mendominasi kasus di negara tersebut.

Upaya untuk menahan virus corona telah memicu ketegangan politik antara Gedung Putih dan para pemimpin Republik termasuk Gubernur Florida Ron DeSantis dan Gubernur Texas Greg Abbott, yang berusaha untuk memblokir mandat vaksin.

Fauci yang kini berusia 81 tahun mengatakan pada bulan Agustus lalu bahwa dia akan mengakhiri lebih dari setengah abad karier sebagai pegawai negeri pada bulan Desember tahun ini.

Dia menghabiskan masa dinas 38 tahun sebagai direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular di mana dia memberikan nasihat kepada tujuh presiden AS tentang wabah mulai dari HIV, Ebola hingga COVID-19.

Pada saat itu, Fauci mengecam polarisasi politik yang menghambat respons Amerika terhadap COVID-19 dan mengatakan dia akan menyarankan penggantinya – yang belum disebutkan namanya – untuk menjauh dari politik.

“Negara ini telah mencapai keadaan di mana bahkan politisi mengatakan hal-hal yang memicu pemikiran kekerasan dan pelecehan terhadap saya dan keluarga saya,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg bulan lalu, mencatat bahwa ancaman tidak berperan dalam keputusannya untuk mundur.

Banner

Sumber: Bloomberg

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan