Utusan China: Memasok senjata tidak akan membawa perdamaian ke Ukraina

Deputi Perwakilan Tetap China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Geng Shuang (kanan, depan) berbicara dalam rapat Dewan Keamanan PBB terkait pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat, pada 6 September 2022. (Xinhua/Xie E)

Memasok senjata ke Ukraina tidak akan membawa perdamaian dan bahwa tindakan memanas-manasi hanya akan memperumit masalah, tegas China sejak awal krisis.

 

PBB (Xinhua) – Memasok senjata ke Ukraina tidak akan membawa perdamaian di negara tersebut, seorang utusan China pada Kamis (8/9) memperingatkan.

Lebih dari enam bulan setelah pecahnya krisis Ukraina, pertempuran sengit masih terus berkecamuk dan semakin banyak senjata maupun amunisi disalurkan ke medan perang, memunculkan prospek yang mengkhawatirkan terkait konflik yang berkepanjangan dan terus meluas itu, tutur Deputi Perwakilan Tetap China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Geng Shuang.

Sejak awal krisis, China terus menekankan bahwa memasok senjata ke Ukraina tidak akan membawa perdamaian dan bahwa tindakan memanas-manasi hanya akan memperumit masalah. Konsekuensi kemanusiaan dan realitas yang kejam selama enam bulan terakhir benar-benar membuktikan hal ini, katanya dalam rapat Dewan Keamanan PBB tentang Ukraina.

Skenario yang juga mengkhawatirkan adalah banyaknya senjata dan amunisi yang jatuh ke tangan yang salah, menyebabkan masalah tiada akhir serta menciptakan risiko keamanan di Ukraina maupun wilayah lainnya. Dampak negatif yang relevan sudah mulai muncul, lanjutnya.

“China selalu beranggapan bahwa dialog dan negosiasi merupakan cara yang paling realistis dan layak dilakukan untuk menyelesaikan krisis. Stabilitas dan keamanan jangka panjang di Eropa dan seluruh dunia hanya dapat terwujud dengan mengupayakan keamanan bersama yang komprehensif, kooperatif, dan berkelanjutan,” kata utusan China itu.

Memasok senjata ke Ukraina
Seorang tentara Ukraina menutupi sebuah kendaraan lapis baja dengan ranting pepohonan di Donbass pada 12 April 2022. (Xinhua/Diego Herrera)

Krisis Ukraina sekali lagi membuktikan dengan cara yang brutal bahwa mengejar politik kekuasaan, mencari keamanan absolut, terobsesi dengan kekuatan militer, serta menciptakan perpecahan dan konfrontasi tidak dapat membawa perdamaian dan stabilitas, ataupun rekonsiliasi dan ketenangan. Semua pihak terkait harus tetap menjalin kontak dan komunikasi, serta memberi ruang untuk negosiasi diplomatik, agar dapat menciptakan kondisi yang memadai untuk penyelesaian politik dan menghentikan permusuhan sesegera mungkin, imbuhnya.

Terkait isu Ukraina, China selalu percaya bahwa kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati, tujuan dan prinsip dalam Piagam PBB harus dipatuhi, kekhawatiran keamanan yang sah dari semua negara harus ditanggapi dengan serius, dan setiap upaya yang mendukung resolusi damai bagi krisis harus didukung. China akan selalu berpihak pada perdamaian, dialog, dan kemanusiaan, serta akan memainkan peran yang konstruktif demi penyelesaian yang baik untuk krisis Ukraina, papar Geng.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan