Selat Bosphorus dan Dardanelles di Turki menyajikan rute kargo yang lebih pendek untuk sejumlah besar barang yang diangkut melalui berbagai kawasan.
Jakarta (Indonesia Window) – Turki mengumumkan kenaikan tarif hampir lima kali lipat untuk pelayaran yang melintasi selat-selatnya, yang menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Hitam, demikian diwartakan media setempat pada Senin (29/8).
Menurut harian Sabah yang mengutip pernyataan sejumlah pejabat dari Kementerian Transportasi dan Infrastruktur Turki, tarif pelayaran baru tersebut akan berlaku pada 7 Oktober.
Tarif pelayaran itu naik dari sekitar 0,8 dolar AS menjadi 4 dolar per ton, papar harian tersebut, seraya menambahkan bahwa pendapatan tahunan diperkirakan akan meningkat menjadi 200 juta dolar AS, dibandingkan dengan 40 juta dolar AS saat ini yang dihasilkan dari sekitar 40.000 pelayaran per tahun.
Berdasarkan hak yang diberikan oleh Konvensi Montreux, Turki berhak mengenakan tarif pada kapal-kapal yang melintasi selatnya, yaitu Bosphorus dan Dardanelles, untuk biaya layanan, termasuk layanan mercusuar, persiapan darurat, dan layanan medis.
Kedua selat di Turki itu menyajikan rute kargo yang lebih pendek untuk sejumlah besar barang yang diangkut melalui berbagai kawasan.
Melintasi kota terbesar Turki, Istanbul, Selat Bosphorus memberikan perjalanan yang menantang karena rutenya yang memiliki panjang hampir 30 kilometer dengan lebar sekitar 700 meter di titik sempitnya (choke point). Selat lainnya, Dardanelles, di Provinsi Canakkale memiliki rute yang panjangnya dua kali dari Bosphorus.
Kenaikan tarif pelayaran itu muncul tak lama setelah kedua selat Turki tersebut menjadi sorotan dunia saat sejumlah kapal yang membawa berton-ton biji-bijian Ukraina berlayar melintasi keduanya.
*1 dolar AS = 14.887 rupiah
Sumber: Xinhua
Laporan: Redaksi