Negara Bagian Kerala di India selatan menjadi daerah yang paling terdampak setelah lima kasus dilaporkan di sana, sementara tiga kasus lainnya terdeteksi di Delhi.
Jakarta (Indonesia Window) – Setelah tercatat delapan kasus cacar monyet (monkeypox), termasuk satu kematian, selama dua setengah pekan terakhir, ketakutan terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut tampaknya telah mencengkeram India saat pemerintah federal berencana untuk mengembangkan sebuah vaksin.
Negara Bagian Kerala di India selatan menjadi daerah yang paling terdampak setelah lima kasus dilaporkan di sana, sementara tiga kasus lainnya terdeteksi di Delhi.
Saat ini, 20 kontak berisiko tinggi disebutkan sedang berada dalam observasi di Kerala, termasuk tiga tenaga kesehatan, seorang dokter, dan dua staf perawat dari sebuah rumah sakit swasta.
Kasus pertama di negara Asia Selatan itu, yang dilaporkan di Kerala pada 14 Juli, telah dinyatakan sembuh sepenuhnya akhir pekan lalu, dan kemudian dipulangkan dari rumah sakit.
Dua kasus positif terbaru di India, masing-masing satu di Kerala dan Delhi, dilaporkan pada Selasa (2/8).
Pasien dari Kerala tiba dari Uni Emirat Arab (UEA) pada 27 Juli, dan sedang menjalani perawatan di sebuah rumah sakit pemerintah di daerah Malappuram setelah dinyatakan positif, kata Menteri Kesehatan Negara Bagian Kerala Veena George.
Kasus terbaru yang ditemukan di Delhi adalah seorang warga negara Nigeria berusia 31 tahun, yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
Menteri Kesehatan India Mansukh Mandaviya pada Selasa (2/8) mengatakan di parlemen bahwa India saat ini mencatatkan delapan kasus terkonfirmasi cacar monyet, dengan lima pasien di antaranya memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
Kerala, yang pernah memiliki sejarah wabah penyakit akibat virus di masa lalu, muncul sebagai negara bagian yang paling terdampak oleh cacar monyet. Dari total delapan kasus yang terdeteksi di negara itu, lima di antaranya dilaporkan dari Kerala.
Sementara itu, negara bagian tetangga Kerala, Karnataka, juga menempatkan otoritas-otoritas kesehatannya dalam siaga tinggi. Seperti dikutip dari pernyataannya, Menteri Kesehatan Negara Bagian Karnataka K. Sudhakar mengatakan bahwa surat edaran telah dikeluarkan untuk seluruh pemerintahan distrik terkait peningkatan pengawasan terhadap fasilitas-fasilitas isolasi institusional rujukan.
V.K. Paul, seorang anggota wadah pemikir pemerintah federal “NITI Aayog”, mengimbau masyarakat agar tidak panik, karena pemerintah telah mengambil “langkah-langkah signifikan” untuk mengendalikan penyakit itu.
Dua pekan setelah kasus pertama ditemukan di negara itu, Dewan Penelitian Medis India (Indian Council of Medical Research/ICMR), membuka tender bagi perusahaan-perusahaan farmasi swasta atau pemerintah, atau institusi yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan, untuk mengembangkan vaksin cacar monyet.
Bermarkas di New Delhi, ICMR merupakan badan tertinggi di India untuk perumusan, koordinasi dan promosi penelitian biomedis.
Dalam sebuah pernyataan, ICMR mengatakan bahwa “ICMR-Institut Virologi Nasional (ICMR-NIV) telah mengisolasi virus cacar monyet, yang sedang disebarkan pada garis sel spesifik di bawah kondisi laboratorium keamanan hayati.”
ICMR-NIV memiliki isolat virus cacar monyet yang diperkirakan dapat berguna bagi pengembangan vaksin penyakit cacar monyet dan pengembangan alat IVD, ungkap badan penelitian terkemuka India itu.
ICMR-NIV memiliki keahlian dalam berbagai teknik, metode, dan informasi yang berkaitan dengan galur/isolat virus itu, yang dapat memfasilitasi pengembangan vaksin, obat, IVD, dan kegiatan penelitian dan pengembangan lainnya, imbuh ICMR.
Sumber: Xinhhua
Laporan: Redaksi