Jakarta (Indonesia Window) – University of London Inggris telah menegaskan kembali bahwa Presiden Tsai Ing-wen menerima gelar doktor pada tahun 1984 dan bahwa tesisnya telah ditinjau oleh dua penguji.
“Dr. Tsai Ing-wen, yang sekarang menjadi Presiden Taiwan, dianugerahi gelar PhD pada Februari 1984 setelah penyerahan dan pemeriksaan tesisnya oleh dua penguji,” kata universitas tersebut dalam sebuah pernyataan baru-baru ini.
London School of Economics and Political Science (LSE) memiliki salinan elektronik tesis yang dapat diakses melalui sistem tesis online, jelasnya.
LSE, didirikan pada tahun 1895, dan bergabung dengan University of London pada tahun 1900.
“Meskipun masih belum jelas apakah salinan disimpan di perpustakaan universitas, itu tidak ada hubungannya dengan gelas PhD Dr. Tsai, yang diberikan dengan benar,” tambah universitas.
Dalam pernyataannya, University of London juga dengan tegas membantah tuduhan kesalahan atau kebohongan yang dilakukan terhadap setiap anggota staf sehubungan dengan pencarian salinan tesis.
“Semua staf University of London yang telah menangani pertanyaan terkait tesis ini telah melakukannya dengan penuh integritas,” sebut pernyataan itu.
Kredensial akademis Tsai telah menjadi bahan diskusi di media Taiwan sejak mantan pembawa acara talk show politik Dennis Peng mengangkat masalah ini dalam sebuah posting Facebook pada Juni 2019, ketika Tsai mencalonkan diri kembali.
Peng telah berulang kali menuduh presiden tidak pernah menyelesaikan disertasi doktornya untuk mendapatkan gelar doktor hukum dari LSE pada tahun 1984.
Presiden kemudian mengambil tindakan hukum terhadap Peng, profesor hukum emeritus Universitas Nasional Taiwan Ho De-fen, dan Hwan C. Lin, seorang profesor ekonomi di University of North Carolina di Charlotte, setelah mereka mengatakan kredensial akademisnya dari LSE palsu.
Pada Oktober 2019, LSE mengeluarkan pernyataan resmi yang mengonfirmasi bahwa Tsai “dianugerahi gelar PhD bidang Hukum dengan benar pada 1984.”
Peng didakwa oleh Kantor Kejaksaan Distrik Taipei pada 31 Maret 2021. Namun, Ho dan Lin tidak didakwa, karena kantor tersebut menjelaskan bahwa mereka tidak menemukan cukup bukti untuk menunjukkan bahwa kedua cendekiawan tersebut memiliki niat jahat dan ingin merendahkan Tsai dan merusak reputasinya.
Pada bulan November tahun yang sama, Pengadilan Distrik Taipei mengeluarkan surat perintah penangkapan Peng setelah dia tidak hadir untuk diadili pada tanggal 28 Juli dan 20 Oktober, setelah dipanggil.
Pengadilan memutuskan Peng yang berusia 60 tahun sebagai flight risk yang artinya seseorang yang diperkirakan akan meninggalkan suatu negara sebelum sidang pengadilan atau dengan jaminan.
Belakangan, baru ditemukan bahwa dia berada di Amerika Serikat. Akibatnya, pengadilan mengeluarkan surat edaran penangkapannya berdasarkan Pasal 84 KUHAP.
Sumber: CNA
Laporan: Redaksi