Jakarta (Indonesia Window) – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat ini mengembangkan varietas unggul padi yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang mendukung seperti kekeringan dan pH asam.
Varietas unggul padi gogo yang dikembangkan oleh LIPI tersebut adalah Inpago LIPI Go1, Inpago LIPI Go2, dan Inpago LIPI Go4.
Menurut peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Enung Sri Mulyaningsih, ketiga padi itu dirancang agar tahan terhadap kekeringan dan mampu beradaptasi di lahan berkadar aluminium tinggi, serta tanah asam dengan pH 3,2.
“Keunggulan lain dari varietas unggul ini adalah siap dipanen pada umur 110-113 hari setelah tanam, dengan produksi padi varietas Inpago LIPIGo1 mencapai 8,18 ton per hektare dan Inpago LIPIGo2 8,15 ton per hektare” jelas Enung.
Penanaman varietas tersebut sudah berhasil diujicobakan di Tabalong, Kalimantan Selatan.
“Hasil panen mencapai 5,6 sampai 6,1 ton per hektare, jauh lebih tinggi dari varietas padi gogo lainnya seperti lampung gajah, sibuyung, dan maya yang rata-rata hanya mencapai 4 ton per hektare di lahan yang sama,” terang Enung.
Dia menambahkan bahwa di lahan kritis seperti bekas kebun karet, varietas unggul ini mampu menghasilkan 4,5 ton gabah kering.
“Jumlah ini meningkat 300 persen dari panen sebelumnya yang hanya 1,5 ton,” imbuhnya.
Indonesia berada di peringkat 65 dari 113 negara dari aspek ketersediaan, keterjangkauan, kualitas dan keamanan pangan menurut Indeks Keamanan Pangan Global 2018.
Makanan impor membanjiri Indonesia, sementara perilaku masyarakat terkait gizi dan pola konsumsi pangan belum memadai.
Pengembangan varietas unggul padi gogo tersebut merupakan salah satu upaya mewujudkan keamanan dan ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Laporan: Redaksi
We love your content. Regards from Pissouri Bay Divers from Cyprus.