Banner

Hadirkan Wartawan Senior, SDI Cihideung Pandeglang Gelar Workshop ‘Public Speaking’

Wartawan Senior yang juga Direktur Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI Aat Surya Safaat tampil sebagai narasumber pada Workshop ‘Public Speaking’ di SDI Cihideung, Pandeglang, Banten, akhir pekan lalu (Foto: Dok. SDI Cihideung)

Workshop Public Speaking diselenggarakan oleh Sekolah Dasar Islam (SDI) di Cihideung, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten pada 4 Januari 2025 dengan nara sumber wartawan senior Aat Surya Safaat.

 

Pandeglang, Banten (Indonesia Window) – Sekolah Dasar Islam (SDI) di Cihideung, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten pada 4 Januari 2025 menyelenggarakan Workshop Public Speaking’ dengan menghadirkan narasumber wartawan senior peraih Anugerah ‘Press Card Number One’ (PCNO) PWI, Aat Surya Safaat.

“Saya sudah berkeliling ke banyak negara. Tapi baru pada kesempatan ini dapat berbagi pengalaman di kampung halaman. Alhamdulillah,” kata Aat dalam workshop yang berlangsung akhir pekan lalu itu.

Acara tersebut diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari kalangan guru SDI Cihideung, mahasiswa, dan tokoh pemuda/masyarakat setempat.

Workshop itu sendiri dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama dari jam 10.00 sampai 12.00 berupa presentasi narasumber, sementara sesi kedua yang berlangsung dari jam 13.00 sampai 15.00 WIB berupa latihan pidato para guru SDI yang langsung dievaluasi oleh narasumber.

Banner

Aat lebih lanjut menjelaskan, dalam berbagai literatur Islam tentang komunikasi, dapat ditemukan setidaknya ada enam jenis gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam, yakni:

Qoulan Sadida (perkataan yang benar), Qoulan Baligho (perkataan yang efektif, tepat sasaran, komunikatif), Qoulan Ma’rufa (perkataan yang baik), Qoulan Karima (perkataan yang mulia), Qoulan Layyinah (perkataan yang lemah lembut), dan Qoulan Maysura (perkataan yang mudah dimengerti, gampang dipahami).

Wartawan senior yang juga Direktur Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI itu mengharapkan para peserta workshop mampu berbicara secara efektif dengan mengacu pada kaidah dan etika komunikasi dalam Islam tersebut.

“Khusus para guru, mereka tidak hanya mengajar tetapi juga harus menjadi komunikator yang efektif, sebab para guru banyak berinteraksi dengan orangtua murid dan pihak terkait lainnya,” kata Direktur Pemberitaan Kantor Berita ANTARA 2016 yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Biro ANTARA New York selama lima tahun, dari 1993 hingga 1998 itu.

Ia menekankan arti pentingnya ‘public speaking’ untuk tujuan menyampaikan informasi kepada audiens atau publik, ‘menghibur’ audiens, dan memengaruhi audiens, dan ditegaskannya pula bahwa tidak ada orang yang lahir kemudian mampu menjadi pembicara yang baik.

“Untuk berbicara secara efektif, orang tidak hanya membutuhkan sekedar bakat, tapi lebih dari itu adalah pengetahuan dan latihan,” katanya sambil menambahkan pentingnya tips untuk menjadi pembicara yang baik dan efektif di berbagai forum.

Banner

Tips dimaksud, menurut dia, adalah mempersiapkan materi secara matang, berbusana yang sesuai, datang tepat waktu, menggunakan alat audio visual, mengemukakan sasaran dan tujuan serta manfaat yang akan diperoleh audiens secara jelas.

“Intinya, orang yang naik ke podium dengan penuh persiapan, maka dia akan turun dari podium dengan penuh penghormatan,” kata Penasehat Forum Akademisi Indonesia (FAI) itu, dalam workshop yang diikuti oleh peserta dengan antusias.

Workshop tersebut juga dihadiri oleh Pengawas Sekolah Dikdispora Kabupaten Pandeglang yang ditempatkan di Kecamatan Cimanuk, Tuti Sumandani, M.Pd; Kepala SD Islam Cihideung Nurhasanah S.Pd.I; dan Kepala TK Islam Cihideung Dra. Hj. Ena Ulfah.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan