WHO sebut akhir pandemik COVID-19 sudah dekat, China membantah

Foto yang diabadikan pada 27 Juni 2022 ini menunjukkan seorang siswa berjalan menuju kelasnya di sebuah sekolah di Distrik Haidian, Beijing, China. (Xinhua/Li Xin)

Akhir pandemik COVID-19 telah di depan mata, menurut Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, namun ditanggapi pesimistis oleh masyarakat China.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (14/9) mengatakan bahwa, “kita tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi. Kita belum sampai di sana, tetapi akhir sudah di depan mata.”

Namun, pernyataan yang terdengar positif tersebut ditanggapi oleh masyarakat China dengan pesimisme dan humor, dengan mengatakan bahwa jutaan orang masih dikurung karena negara itu menolak untuk hidup dengan Covid.

Di jagat maya China yang semarak namun tertutup, tanggapan-tanggapan tersebut sangat menyedihkan. Banyak yang mencatat bahwa perubahaan keadaan ini tidak akan berlaku untuk China, di mana pemerintah terus menuntut Covid seperti yang dilakukan pada mula pandemik pada awal 2020, dengan mencoba memutus penularan dan membasmi patogen dengan tindakan pembatasan intensif.

Satu lelucon online menyebut bahwa kepala WHO tidak bisa mengatakan pandemik sudah dekat karena langkah-langkah pengendalian Covid masih berjalan lancar di China.

Tagar pada komentar Tedros yang dengan cepat mengumpulkan sekitar 4,5 juta tampilan pada Kamis pagi waktu setempat tampaknya telah dihapus, dan outlet media China mematikan fungsi komentar pada posting Weibo yang membagikan berita tersebut.

Pemerintah China sangat menyensor internet dan media sosial negara itu. Kebijakan Nol Covid terikat erat dengan Presiden Xi Jinping, yang membuat hal seperti ini sangat sensitif.

Beijing membela strategi itu dengan mengatakan langkah tersebut bisa menyelamatkan nyawa, sambil mengkritik AS atas lebih dari satu juta kematian akibat Covid-19.

Orang lain menulis dengan sinis, “Semuanya harus diarahkan ke Komisi Kesehatan Nasional,” merujuk pada fakta bahwa badan ini menjalankan strategi Xi di China, bukan WHO.

“Orang-orang China menjalani kehidupan yang bahagia di bawah kebijakan Covid Zero yang menyimpang,” tulis komentar yang lain.

Beijing memberlakukan versi Covid Zero yang lebih keras sebelum kongres Partai Komunis yang berlangsung dua kali dalam satu dekade dimulai pada 16 Oktober, sebuah acara yang diharapkan memberi Xi lebih banyak waktu untuk berkuasa.

Area di dekat ibu kota telah dikunci, aturan pengujian diperketat, dan perjalanan domestik tidak disarankan.

Ekonom di Goldman Sachs Group Inc. mengatakan dalam sebuah laporan Selasa (13/9) bahwa mereka tidak mengharapkan Beijing mengubah kebijakan virus sampai setelah Kongres Rakyat Nasional tahunan di paruh pertama tahun depan. Pakar lain telah memperingatkan Covid Zero dapat dipertahankan dalam jangka panjang, bahkan mungkin bertahun-tahun.

Sumber: Bloomberg

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan