Banner

Badan kemanusiaan PBB sebut pertikaian terus bahayakan warga Palestina di Gaza

Orang-orang melakukan penyelamatan pascaserangan udara Israel di sekolah al-Tabeen yang menjadi tempat penampungan para pengungsi di Gaza City pada 27 November 2024. (Xinhua/Mahmoud Zaki)

Warga Palestina di Jalur Gaza terus berada dalam bahaya besar, terutama warga sipil yang berjuang bertahan hidup dari pengepungan Israel di wilayah utara.

 

PBB (Xinhua/Indonesia Window) – Pertikaian yang sedang berlangsung membuat warga Palestina di Jalur Gaza terus berada dalam bahaya besar, terutama warga sipil yang berjuang bertahan hidup dari pengepungan Israel di wilayah utara, demikian disampaikan badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (29/11).

Komisaris Jenderal Philippe Lazzarini dari Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Dekat (UNRWA) mengatakan bahwa operasi militer yang sedang berlangsung di wilayah utara telah memaksa 130.000 orang mengungsi selama tujuh pekan terakhir.

Di Gaza utara, termasuk Gaza City, kekurangan gas untuk memasak telah memaksa sejumlah keluarga beralih ke membakar sampah sebagai bahan bakar, yang meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan di saat layanan kesehatan sangat minim, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan bahwa seiring dengan memburuknya krisis kelaparan, harga-harga produk makanan pokok telah melonjak lebih dari 1.000 persen dibandingkan dengan level sebelum terjadinya pertikaian.

Banner

WFP berhasil mengirimkan sejumlah tepung terigu ke toko-toko roti di Gaza pekan ini. Meski tujuh toko roti di Gaza tengah masih beroperasi baru-baru ini, toko-toko roti tersebut sesekali tutup dan buka kembali karena kekurangan tepung dan bahan bakar. Roti menjadi penyambung nyawa bagi banyak keluarga di Gaza, dan sering kali menjadi satu-satunya makanan yang bisa mereka dapatkan.

Badan tersebut mengatakan sangat penting bagi toko roti untuk tetap buka dan arus pasokan-pasokan yang penting bagi mereka, termasuk gandum dan bahan bakar, tetap terjaga.

Warga Palestina di Jalur
Warga Palestina menerima makanan gratis di sebuah pusat pendistribusian makanan di Kota Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, pada 23 November 2024. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Mitra-mitra kemanusiaan PBB juga melaporkan kurangnya tempat penampungan yang layak bagi ratusan ribu pengungsi akibat pertikaian di Gaza. Saat ini, baru kurang dari seperempat kebutuhan tempat penampungan di Jalur Gaza yang telah terpenuhi, menyebabkan hampir 1 juta orang berisiko terpapar kondisi buruk saat musim dingin semakin dekat.

OCHA mengatakan sekitar 545.000 orang tinggal di bangunan-bangunan yang rusak dan tempat penampungan sementara, menekankan pentingnya memastikan agar ribuan terpal dan alat perbaikan (sealing-off kits) untuk memperbaiki ruang tinggal dapat masuk ke Gaza tanpa penundaan.

Di bagian selatan, hujan yang membanjiri tempat-tempat penampungan di sepanjang garis pantai di Al-Qarara telah menyebabkan ratusan keluarga mengungsi ke Kota Hamad di Khan Younis selama enam hari terakhir.

Di Tepi Barat, OCHA mengungkapkan situasi yang memburuk bagi warga Palestina. Pada 19 hingga 25 November, pasukan Israel menewaskan sembilan warga Palestina, termasuk satu anak. Tujuh dari sembilan orang tersebut tewas dalam operasi militer Israel selama 48 jam di Jenin.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan