Jakarta (Indonesia Window) – Berada dekat dengan China secara geografis tak lantas menjadikan Taiwan terpuruk menghadapi pandemic COVID-19.
Sejauh ini, Taiwan yang berada di tenggara China melaporkan 422 kasus positif dengan enam kematian.
Kecepatan pemerintah dalam mengambil keputusan dan melakukan tindakan pencegahan akhirnya menentukan jumlah kasus COVID-19 di suatu negara, disamping kepatuhan masyarakat dalam menjalankan rekomendasi para ahli dan pihak berwenang.
Pernyataan Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO) menyebutkan, pemerintah setempat telah meningkatkan kapasitas pengujian laboratorium, memperluas ruang lingkup pengawasan dan inspeksi berdasarkan tren epidemi COVID-19.
Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan Chen Shih-chung dalam pernyataan tersebut menjelaskan, Taiwan juga menguji ulang orang-orang dengan risiko lebih tinggi yang sudah dites negatif, termasuk pasien dengan gejala influenza parah, memiliki infeksi saluran pernapasan yang sudah dipantau, dan mengelompokkan kasus infeksi saluran pernapasan atas guna mengidentifikasi kasus yang dicurigai dan melakukan perawatan di bangsal isolasi.
Sementara itu, Taiwan telah menunjuk 50 rumah sakit regional dan pusat kesehatan serta 167 rumah sakit dan klinik komunitas untuk membuat sistem berjenjang dalam pengujian.
Rumah sakit dan klinik ini diharuskan mendirikan bangsal atau area khusus. Pada prinsipnya, pasien COVID-19 diisolasi dan dirawat secara terpisah di bangsal dan area ini guna mencegah infeksi nosokomial (infeksi yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit, melainkan setelah kurang lebih 72 jam berada di tempat tersebut).
Selain itu, Taiwan telah melarang ekspor masker bedah sejak 24 Januari 2020, dan memperluas produksi masker dalam negeri.
Pada 6 Februari, Taiwan meluncurkan sistem penjatahan berbasis nama untuk pembelian masker di apotek yang dikontrak Asuransi Kesehatan Nasional (NHI) dan lembaga kesehatan masyarakat setempat.
Menurut Menteri Chen, sistem pemesanan masker yang diterapkan Pemerintah Taiwan pada 12 Maret memungkinkan masyarakat untuk memesan secara online dan mengambil masker di toko serba ada.
Langkah-langkah ini telah membantu kami mencapai alokasi sumber daya terbatas yang efektif dan memenuhi perawatan kesehatan, pencegahan epidemi, serta kebutuhan rumah tangga dan industri, imbuhnya.
Laporan: Redaksi