Banner

Kaum muda China berjuang jadi pemimpin dunia di bidang iptek

Para peneliti berpose untuk foto bersama setelah keberhasilan sebuah eksperimen di pusat kendali Tokamak Superkonduktor Lanjutan Eksperimental (Experimental Advanced Superconducting Tokamak/EAST) di Hefei, Provinsi Anhui, China timur, pada 12 April 2023. (Xinhua/Zhang Duan)

Menurut data dari Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, lebih dari 80 persen peserta program penelitian dan pengembangan utama nasional China berusia di bawah 45 tahun.

 

Hefei, China (Xinhua) – Kendati bekerja di bidang penelitian fusi pembatasan magnet selama sembilan tahun, Wang Teng (31) masih takjub dengan fakta bahwa istilah ilmiah yang tak sengaja dia baca di SMA nantinya akan menjadi kariernya. Bahkan, dia dan timnya mampu memecahkan rekor dunia di bidang tersebut.

Pada 12 April, Tokamak Superkonduktor Lanjutan Eksperimental (Experimental Advanced Superconducting Tokamak/EAST), atau ‘matahari buatan’ China, mencapai operasi plasma pembatasan tinggi dalam kondisi stabil selama 403 detik, sebuah langkah kunci menuju pengembangan reaktor fusi.

Terobosan ini merupakan kemajuan besar atas rekor dunia sebelumnya selama 101 detik, yang dicatatkan oleh EAST pada 2017. Terobosan itu sangat penting untuk meningkatkan ekonomi dan kelayakan energi fusi nuklir, yang dianggap lebih aman dan lebih bersih, dan karenanya menjadi ‘energi tertinggi’ yang ideal untuk masa depan umat manusia.

Sebagai peneliti ‘pasca-90-an’, Wang adalah anggota tim ‘matahari buatan’ China.

Banner

“Ketika saya kelas dua SMA, saya melihat artikel ilmu pengetahuan populer tentang fusi yang dibatasi secara magnetis. Saya sangat tertarik dengan konsep ini pada waktu itu, tetapi saya tidak menyangka dapat berpartisipasi dalam pekerjaan terkait,” kenang Wang.

Pada 2014, Wang bergabung dengan tim EAST, yang berlokasi di Institut Fisika Plasma di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China (ASIPP) di Hefei, ibu kota Provinsi Anhui, China timur.

“Orang biasanya hanya melihat kegembiraan dari kesuksesan, tetapi kegagalan di baliknya selalu tidak diketahui,” kata Wang.

Wang mengatakan bahwa butuh waktu lebih dari empat tahun untuk mengusulkan masalah yang berkaitan dengan deteksi pelepasan (quench) untuk magnet superkonduktor hingga menyelesaikan sistem tersebut. Tidak ada kasus yang bisa dijadikan referensi di dalam maupun di luar negeri, dengan konsep itu sendiri malah menghadapi pengecekan.

“Saya berniat untuk menyerah, tetapi saya terus berkata pada diri sendiri bahwa eksplorasi ilmiah seringkali merupakan proses dari nol menjadi satu, dan keberhasilan sudah di depan mata,” kata Wang.

Setelah kegagalan yang tak terhitung jumlahnya dan malam-malam tanpa tidur, dia akhirnya membuat sistem untuk memastikan pengoperasian perangkat yang aman dan stabil.

Banner

Setiap terobosan teknis membuat tim muda ini berkembang, kata Song Yuntao, Direktur ASIPP.

Qin Jinggang (43) mengatakan bahwa proses memimpin tim untuk mengatasi masalah teknologi kabel superkonduktor EAST adalah pengalaman yang paling berkesan dalam kariernya.

Sebagai pemimpin tim teknologi rekayasa superkonduktor terapan EAST, Qing ingat bahwa setelah kerja keras selama lebih dari 1.000 hari dan malam, tim itu akhirnya berhasil membuat kabel superkonduktor yang sangat kuat.

“Kami adalah tim yang terdiri dari anggota dari berbagai jurusan, tetapi kami memiliki tujuan ilmiah yang sama,” kata Qing, seraya menambahkan bahwa sebagian besar dari 30 lebih peneliti dalam tim tersebut adalah peneliti “pasca-80-an” seperti dia.

Menurut data dari Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, lebih dari 80 persen peserta program penelitian dan pengembangan utama nasional China berusia di bawah 45 tahun.

Bakat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) berusia 39 tahun ke bawah menyumbang 73,89 persen dari semua personel iptek pada akhir 2019, menurut laporan tentang pengembangan sumber daya manusia iptek negara itu yang dirilis oleh Asosiasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China pada 2022.

Banner

“Generasi kami akan mengambil tongkat estafet dari pendahulu kami dan bergerak maju,” kata Wang.

Kini, selain penelitian ilmiah, dia juga mengabdikan diri pada karya mempopulerkan ilmu pengetahuan, berharap semakin banyak anak muda yang dapat mengikuti penelitian ilmiah dengan rasa ingin tahu dan kerinduan akan ilmu pengetahuan seperti dirinya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan