Banner

Militer RD Kongo sebut “upaya kudeta” di Kinshasa berhasil diredam dan “situasi terkendali”

Foto dari udara yang diabadikan menggunakan ‘drone’ pada 14 April 2024 ini menunjukkan pemandangan Kota Goma di Provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik (RD) Kongo. (Xinhua/Wang Guansen)

Sebuah “upaya kudeta” di Kinshasa, ibu kota Republik Demokratik (RD) Kongo, berhasil diredam pada Ahad (19/5) oleh pasukan pertahanan dan keamanan negara itu, ungkap Sylvain Ekenge, juru bicara militer Kongo.

 

Kinshasa, RD Kongo (Xinhua) – Sebuah “upaya kudeta” di Kinshasa, ibu kota Republik Demokratik (RD) Kongo, berhasil diredam pada Ahad (19/5) oleh pasukan pertahanan dan keamanan negara itu, ungkap Sylvain Ekenge, juru bicara militer Kongo.

“Militer menjamin bahwa situasi telah terkendali dan mengimbau kepada warga Kinshasa untuk bebas menjalankan bisnis mereka,” kata juru bicara tersebut dalam sebuah pesan singkat yang disiarkan oleh stasiun televisi publik, sembari menguraikan bahwa beberapa pelaku aksi tersebut telah ditahan.

“Sebuah upaya kudeta telah diredam oleh pasukan pertahanan dan keamanan. Pasukan pertahanan dan keamanan saat ini telah memegang kendali penuh situasi. Kami akan kembali dengan rincian dan gambar yang lebih lengkap.”

Pada Ahad pagi waktu setempat, sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas dalam serbuan yang dilancarkan oleh sekelompok penyerang di sejumlah permukiman tempat para politisi dan misi diplomatik tinggal di Kinshasa, menurut media lokal.

Menurut keterangan sejumlah saksi, “bunyi tembakan yang keras” terdengar pada Ahad sekitar pukul 04.30 waktu setempat (10.30 WIB) di dekat kediaman Vital Kamerhe, anggota parlemen federal sekaligus calon ketua Majelis Nasional, majelis rendah di parlemen bikameral negara tersebut.

Tiga orang, termasuk dua petugas kepolisian, tewas dalam bentrokan tersebut, urai media setempat, mengutip sejumlah sumber keamanan.

Para pelaku penyerangan juga memasuki Palais de la Nation, kantor pusat simbolis dari kepresidenan RD Kongo di Kinshasa, dan dalam siaran langsung daring (livestream) via Facebook, mereka mengatakan bahwa mereka “berjuang demi negara tersebut.”

Presiden RD Kongo Felix Tshisekedi lebih banyak berkantor di Cite de l’Union Africaine (City of the African Union), kompleks pemerintahan di komune Ngaliema di Kinshasa. Juru bicara militer tersebut tidak memberikan keterangan perihal kondisi presiden atau Kamerhe.

Michel Moto Muhima, juru bicara Kamerhe, mengatakan dalam platform media sosial X bahwa Kamerhe dan keluarganya “selamat dan sehat” dan “keamanan mereka telah diperkuat.”

Dalam sejumlah video yang beredar di media sosial, para pelaku penyerangan, yang mengenakan seragam militer dan mengibarkan bendera Zaire, mengeklaim bahwa mereka ingin “mengubah (banyak) hal dalam pengelolaan republik tersebut.” Zaire, atau resmi dikenal sebagai Republik Zaire, merupakan nama RD Kongo dari 1971 hingga 1997 di bawah rezim Mobutu Sese Seko.

Dalam video yang beredar, seorang pria yang memperkenalkan diri sebagai pemimpin serangan tersebut menyebut namanya adalah Christian Malanga. Dia merupakan mantan politisi RD Kongo yang mendirikan Partai Persatuan Kongo (United Congolese Party/UCP) pada 2010 dan menyerukan pemulihan Zaire. Pada 2017, Malanga membentuk pemerintahan dalam pengasingannya di Brussel, Belgia, melahirkan apa yang disebut sebagai “Zaire Baru”.

“Warga Kongo dan pihak asing yang terlibat telah dilumpuhkan, termasuk pemimpin mereka. Pasukan keamanan telah mengendalikan situasi,” ujar Ekenge tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan