Banner

Presiden Korsel nyatakan kondisi darurat nasional demografis

Orang-orang menikmati pemandangan kebun bunga dalam acara Seoul Rose Festival di Seoul, Korea Selatan, pada 19 Mei 2024. Festival tersebut berlangsung dari 18 hingga 25 Mei. (Xinhua/Jun Hyosang)

Total tingkat kesuburan, atau rata-rata jumlah anak yang diperkirakan akan dimiliki oleh seorang wanita semasa hidupnya, di Korsel mencapai rekor terendah sebesar 0,72 pada 2023, jauh di bawah tingkat penggantian 2,1 yang diperlukan untuk mempertahankan populasi saat ini.

 

Seoul, Korea Selatan (Xinhua) – Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol pada Rabu (19/6) mendeklarasikan “kondisi darurat nasional demografis” di tengah meningkatnya kekhawatiran terkait angka kelahiran yang mencapai rekor terendah di negara Asia itu.

Yoon menyampaikan deklarasi itu dalam sebuah pertemuan komite kepresidenan mengenai angka kelahiran yang rendah dan populasi yang menua. Dia pun berjanji untuk menjalankan sistem respons pan-government hingga masalah angka kelahiran rendah ini teratasi, menurut kantor kepresidenan Korsel.

Total tingkat kesuburan, atau rata-rata jumlah anak yang diperkirakan akan dimiliki oleh seorang wanita semasa hidupnya, di Korsel mencapai rekor terendah sebesar 0,72 pada 2023, jauh di bawah tingkat penggantian 2,1 yang diperlukan untuk mempertahankan populasi saat ini.

Kementerian strategi dan perencanaan demografis akan dibentuk sebagai ‘menara pengawas’, yang akan dipimpin oleh wakil perdana menteri untuk urusan sosial guna menyusun kebijakan mengenai angka kelahiran rendah, masyarakat lanjut usia, dan imigrasi dalam jangka panjang.

Yoon mengatakan bahwa pemerintahannya akan berfokus pada tiga pilar, yaitu menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (work-life balance), menyediakan layanan penitipan anak publik, serta menawarkan opsi untuk pembelian rumah.

Untuk keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, pemerintah akan menambah cuti melahirkan untuk ayah (paternity leave) dan tunjangan yang relevan guna menggenjot tingkat cuti melahirkan untuk ayah dari 6,8 persen saat ini menjadi 50 persen.

Layanan penitipan anak publik akan disediakan bagi anak-anak berusia 3-5 tahun secara gratis, sedangkan program ekstrakurikuler di tingkat sekolah dasar akan diperluas.

Rumah tangga yang memiliki bayi baru lahir akan diprioritaskan dalam pembelian rumah, sementara pinjaman berbunga rendah akan ditawarkan kepada pengantin baru.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan