Banner

WHO serukan langkah tegas tekan lonjakan kematian akibat kanker di Afrika

Orang-orang mengantre untuk melakukan skrining kanker gratis dalam sebuah acara peringatan Hari Kanker Sedunia di Mukono, Uganda, pada 4 Februari 2023. (Xinhua/Nicholas Kajoba)

Tingkat kematian akibat kanker di Afrika melonjak, dengan proyeksi saat ini mengindikasikan bahwa benua tersebut akan menyumbangkan hampir 50 persen dari total beban kanker anak secara global per 2050.

 

Nairobi, Kenya (Xinhua) – Negara-negara Afrika Sub-Sahara harus melakukan intervensi tertarget seperti peningkatan pengawasan, diagnosis yang tepat waktu, pengobatan, dan perawatan untuk menekan lonjakan kematian yang berkaitan dengan kanker, demikian diungkapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu (4/2) pada Hari Kanker Sedunia.

Selain memperparah kemiskinan dan ketidaksetaraan, kanker juga membawa tekanan bagi infrastruktur kesehatan masyarakat di benua itu, ujar Direktur Regional WHO untuk Afrika Matshidiso Moeti dalam pernyataan yang dirilis di Nairobi, ibu kota Kenya. Dia juga menambahkan bahwa 1,1 juta kasus kanker baru dan sekitar 700.000 kematian tercatat di Afrika setiap tahun, membuat pencapaian sebelumnya untuk memperpanjang angka harapan hidup di benua tersebut sia-sia.

“Data perkiraan menunjukkan peningkatan yang cukup besar dalam hal kematian akibat kanker menjadi hampir satu juta kematian per tahun hingga 2030, tanpa intervensi yang mendesak dan berani,” kata Moeti.

Tingkat kematian akibat kanker
Seorang tenaga kesehatan mengimunisasi seorang anak perempuan dengan vaksin Human Papilloma Virus (HPV) dalam sebuah acara peringatan Hari Kanker Sedunia di Mukono, Uganda, pada 4 Februari 2023. (Xinhua/Nicholas Kajoba)

Menurut WHO, kasus kanker yang paling umum terjadi pada orang dewasa di seluruh Afrika meliputi kanker payudara dan serviks untuk wanita, serta kanker prostat, kolorektal, dan hati untuk pria dengan proyeksi saat ini mengindikasikan bahwa benua tersebut akan menyumbangkan hampir 50 persen dari total beban kanker anak secara global per 2050.

Banner

Meski demikian, Moeti menuturkan bahwa benua itu mengambil langkah signifikan dalam memerangi kanker, dengan 12 negara memiliki rencana pengendalian kanker nasional yang kuat dan beberapa negara lainnya mengembangkan pedoman pengobatan nasional untuk kanker anak.

Dia menyebutkan bahwa iktikad politik telah merevitalisasi perjuangan memerangi kanker di Afrika, dengan 25 negara telah mengembangkan dan kini menggunakan pedoman penanganan kanker, sementara sejumlah negara lainnya mengintegrasikan diagnosis dan pengobatan penyakit tersebut ke dalam skema asuransi kesehatan nasional mereka.

Moeti memuji 16 negara Afrika yang memperkenalkan tes skrining kanker berbasis kinerja tinggi sesuai dengan rekomendasi WHO, seraya menambahkan bahwa tingkat cakupan vaksin kanker serviks lebih tinggi yang menyasar remaja putri mencegah banyak kematian.

Pendirian kantor registrasi kanker, pelatihan tenaga kesehatan, dan investasi dalam ilmu diagnostik, penelitian, terapeutik dan perawatan paliatif akan menjadi kunci untuk mengurangi kasus kematian yang berkaitan dengan kanker di benua itu, imbuhnya.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan