Banner

Pemerintah Jepang tawarkan warganya jutaan yen agar pindah dari Tokyo

Orang-orang berjalan melintasi persimpangan Shibuya di Tokyo, Jepang, pada 21 Januari 2021.(Xinhua/Zhang Xiaoyu)

Tingkat kelahiran yang rendah dan harapan hidup yang panjang menjadi tantangan demografi yang saat ini dihadapi oleh Jepang, mendorong daerah pedesaan mengalami depopulasi dengan cepat ketika kaum muda pindah ke kota-kota besar.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Pemerintah Jepang berencana untuk menawarkan sejumlah uang kepada keluarga yang mau pindah dari ibu kota Tokyo ke daerah-daerah yang berpenduduk jauh lebih sedikit, menurut beberapa laporan media lokal.

Keluarga yang memenuhi syarat di wilayah metropolitan Tokyo bisa memperoleh 1 juta yen (sekitar 7.700 dolar AS atau setara 119,3 juta rupiah) per anak mulai tahun fiskal 2023 jika mereka pindah ke daerah yang kurang berpenduduk. Angka ini lebih dari tiga kali lipat dari insentif sebesar 300.000 yen yang sudah ada, kata laporan tersebut.

Insentif keuangan tersebut menyoroti tantangan yang dihadapi Jepang dengan tingkat kelahiran yang rendah dan harapan hidup yang panjang. Daerah pedesaan telah mengalami depopulasi yang cepat ketika kaum muda pindah ke kota-kota besar, meninggalkan daerah-daerah yang dipenuhi dengan rumah-rumah kosong dan bersaing dengan pendapatan pajak yang semakin berkurang.

Di bawah rencana pemerintah yang baru, rumah tangga dengan dua anak dapat menerima dukungan 3 juta yen jika mereka meninggalkan wilayah Tokyo.

Banner

Pemerintah nasional Jepang memulai inisiatif untuk menarik orang ke wilayah regional pada tahun 2019, mengizinkan rumah tangga yang telah tinggal di wilayah metropolitan Tokyo pusat selama lima tahun untuk mengajukan dana dukungan jika mereka pindah.

Keluarga dapat terus bekerja dari jarak jauh di pekerjaan mereka saat ini, bekerja di bisnis kecil atau menengah lokal, atau memulai bisnis di area lokal — yang akan memungkinkan mereka untuk mengajukan lebih banyak dukungan finansial.

Skema tersebut menarik 1.184 peserta rumah tangga pada tahun 2021, dibandingkan tahun pertama diluncurkan yang hanya diikuti oleh 71 keluarga, menurut Nikkei.

Sumber: Bloomberg

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan