China luncurkan mesin bor terowongan raksasa untuk proyek Sungai Yangtze

Terowongan Sungai Yangtze Haitai membentang sepanjang sekitar 39,07 kilometer, mencakup bagian di bawah air sepanjang 11,185 kilometer, dengan 9.315 meter akan digali menggunakan TBM. Terowongan ini dirancang sebagai jalan tol enam lajur dua arah dengan batas kecepatan 100 km/jam.
Nanjing, China (Xinhua/Indonesia Window) – China pada Rabu (9/4) mengerahkan mesin bor terowongan (tunnel boring machine/TBM) raksasa yang dikembangkan di dalam negeri untuk pembangunan terowongan TBM jalan tol bawah air terpanjang di dunia.
Diberi nama ‘Jianghai’, mesin baru ini memiliki diameter ekskavasi maksimum 16,6 meter, dengan panjang sekitar 145 meter dan bobot mencapai 5.000 ton.
Alat berat ini digunakan dalam pembangunan Terowongan Sungai Yangtze Haitai di Provinsi Jiangsu, China timur. Terowongan ini merupakan proyek utama untuk membangun jalur jalan lintas sungai utama di bawah sungai terpanjang di China, yang menghubungkan Haimen di Kota Nantong dengan Taicang di Kota Suzhou.
Terowongan yang membentang sepanjang sekitar 39,07 kilometer ini mencakup bagian di bawah air sepanjang 11,185 kilometer, dengan 9.315 meter akan digali menggunakan TBM. Terowongan ini dirancang sebagai jalan tol enam lajur dua arah dengan batas kecepatan 100 km/jam.
Melewati berbagai formasi geologi yang kompleks di bawah dasar sungai, termasuk lapisan lumpur dan pasir halus, terowongan ini akan mencapai kedalaman maksimum 75 meter, sehingga akan mengalami tekanan sangat besar yang setara dengan 75 ton per meter persegi, menurut You Shaoqiang, kepala insinyur proyek terowongan China Railway 14th Bureau.
“Kondisi ekstrem ini membuat proses pembangunan menjadi sangat menantang,” ujarnya.
Untuk mengatasi kondisi pembangunan yang sulit, mesin perisai (shield machine) “Jianghai” dilengkapi dengan teknologi inovatif, termasuk mata bor cutterhead dengan tekanan seimbang dan sistem pemantauan cerdas yang memungkinkan pemantauan keausan cutterhead secara waktu nyata dan memfasilitasi perbaikan atau penggantian alat di dalam kabin kerja bawah air. Alat ini juga dilengkapi dengan injeksi lumpur ganda untuk meningkatkan efisiensi, jelas Meng Defeng, manajer TBM untuk proyek tersebut.
Untuk keselamatan selama fase operasional, tim proyek telah merancang sistem ekstraksi asap yang tersegmentasi untuk mengurangi risiko kebakaran. Mereka juga mengintegrasikan terowongan akses kendaraan penyelamat khusus, yang terhubung ke terowongan utama melalui koridor, untuk memfasilitasi operasi penyelamatan yang cepat tanpa mengganggu lalu lintas lain di dalam terowongan.
“Terowongan ini memiliki beberapa fitur perintis dalam desain struktural, pencegahan bencana, peralatan, teknologi ramah lingkungan, dan sistem cerdas, dengan konstruksinya yang dirancang untuk mendekati netral karbon,” kata Chen Junwei, manajer proyek terowongan tersebut.
Terowongan ini diperkirakan rampung pada 2028. Begitu selesai, terowongan ini akan menjadi penghubung penting untuk memfasilitasi transportasi di Delta Sungai Yangtze.
“Proyek ini akan memainkan peranan penting dalam mempromosikan integrasi regional di Delta Sungai Yangtze dan menyuntikkan momentum yang signifikan ke dalam pembangunan berkualitas tinggi klaster kota Delta Sungai Yangtze yang bertaraf dunia,” ungkap You.
Laporan: Redaksi