Banner

Pakar kendaraan listrik China sebut revolusi mobil masuki babak kedua

Foto yang diabadikan pada 24 Februari 2023 ini menunjukkan lini perakitan GAC Aion, sebuah anak perusahaan NEV dari Guangzhou Automobile Group Co., Ltd. (GAC Group), di Guangzhou, Guangdong, China. (Xinhua/Deng Hua)

Teknologi mobil listrik terus berkembang dan saat ini telah memasuki babak kedua dengan cip mobil dan sistem operasi menjadi teknologi inti.

 

Hong Kong (Xinhua) – Kendaraan-kendaraan listrik (electric vehicle/EV) semakin populer saat dunia berupaya mendorong emisi karbon nol bersih (net-zero). Ilmuwan teknik Hong Kong C.C. Chan, yang juga seorang pakar teknologi mobil listrik, meyakini bahwa sudah saatnya revolusi mobil beralih ke fase baru.

“Babak pertama adalah elektrifikasi, sekarang saatnya memasuki babak kedua, dengan cip mobil dan sistem operasi menjadi teknologi inti,” ujar Chan dalam wawancara baru-baru ini dengan Xinhua.

Di masa depan, mobil akan bertransformasi dari sarana transportasi tradisional menjadi sebuah ruang perjalanan mobile yang cerdas, mewujudkan integrasi jaringan transportasi, energi, informasi dan budaya, katanya.

Chan merupakan seorang profesor kehormatan dari Departemen Teknik Elektro dan Elektronika di Universitas Hong Kong, sekaligus presiden pendiri Asosiasi Kendaraan Listrik Dunia. Pada 1997, dia terpilih sebagai Akademisi di Akademi Teknik China, orang pertama di Hong Kong.

Teknologi mobil listrik
Ilmuwan teknik Hong Kong C.C. Chan, seorang pakar mobil listrik, berbicara dalam sebuah wawancara dengan Xinhua di Hong Kong pada 8 Mei 2023. (Xinhua/Lui Siu Wai)

Sudah lebih dari 40 tahun sejak Chan mulai memfokuskan penelitiannya pada mobil listrik dan dia termasuk di antara pelopor teknologi ini.

Pada Maret, Chan dianugerahi Touching China Award 2022, sebuah penghargaan tahunan untuk mengapresiasi panutan di negara tersebut yang paling menginspirasi dalam berbagai aspek, sebagai pengakuan atas kontribusinya yang menonjol di bidang mesin listrik, sistem listrik, dan kendaraan listrik.

“Penelitian teknik memusatkan pada hasil,” tutur Chan, seraya menekankan pentingnya mengubah hasil penelitian dan pengembangan (litbang) menjadi berbagai produk dalam rekayasa mobil listrik.

Kini, mengingat mobil-mobil listrik terkait erat dengan perjalanan sehari-hari masyarakat, para ilmuwan seharusnya tidak hanya berfokus pada terobosan dalam litbang, tetapi juga mempertimbangkan permintaan dan penerimaan pasar, papar Chan, menambahkan bahwa hanya dengan cara ini litbang dapat bergerak maju.

Pada 1993, Chan merancang mobil listrik pertamanya ‘U2001’, dengan ‘U’ berarti ‘united’ (bersatu) dan ‘2001’ berarti ‘menantikan abad ke-21’. Mobil ini mengadopsi tenaga terintegrasi, sebuah baterai berenergi tinggi, dan sebuah sistem bantuan mengemudi cerdas, dengan akselerasi 6,3 detik per 100 km, kecepatan maksimum 110 km/jam, dan daya jelajah 180 km.

Ilmuwan berpengalaman tersebut sangat tekun dalam menggarap penelitian ilmiahnya dan dia unggul dalam hal itu. Chan bercita-cita mengabdi pada China dengan talenta yang dimilikinya sejak usia dini.

“Jika Anda tertinggal, Anda akan kalah,” ungkap Chan, “Saya sangat merasa bahwa nasib seseorang erat kaitannya dengan negara.”

Teknologi mobil listrik
Ilmuwan teknik Hong Kong C.C. Chan, seorang pakar mobil listrik, berbicara dalam sebuah wawancara dengan Xinhua di Hong Kong pada 8 Mei 2023. (Xinhua/Lui Siu Wai)

Chan lahir pada 1937 dari keluarga pengusaha China di Indonesia. Pada 1953, di usia 16 tahun, dia pergi ke Beijing untuk belajar teknik elektro. Kemudian, dia melanjutkan studinya di Universitas Hong Kong, tempatnya meraih gelar Ph.D. di bidang Teknik Elektro pada 1982. Sejak saat itu dia menekuni pengajaran dan penelitian tentang kendaraan listrik.

Chan secara kreatif mengintegrasikan mobil, motor, kontrol, dan teknologi lainnya ke dalam studi interdisipliner baru, meletakkan fondasi bagi teori kendaraan listrik modern.

Pada saat yang sama, dia memberikan kontribusi luar biasa terhadap inovasi baterai kendaraan listrik, sistem kontrol elektronik, dan teknologi inti lainnya, menjadi navigator teknologi kendaraan listrik China.

Chan (86) memiliki pikiran yang cepat dan daya ingat yang sangat baik dan amat menyadari arah penting perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi China.

“Saya merangkum tiga hal yang belum pernah terjadi sebelumnya, yakni kebutuhan mendesak negara terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, kepedulian dan harapan negara terhadap ilmuwan, serta berbagai peluang bagi ilmuwan untuk berkontribusi kepada negara dan dunia,” jelasnya.

Rencana Lima Tahun ke-14 China secara eksplisit mendukung pembangunan Hong Kong sebagai pusat inovasi dan teknologi internasional. Serangkaian kebijakan untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Hong Kong telah diluncurkan dalam beberapa tahun terakhir.

Teknologi mobil listrik
Seorang pengunjung menyentuh layar tabung nixie dalam Pameran Teknologi Informasi China (China Information Technology Expo) ke-10 di Shenzhen, Guangdong, China, pada 16 Agustus 2022. (Xinhua/Mao Siqian)

Chan mengatakan bahwa Hong Kong kuat dalam penelitian dasar, tetapi relatif lemah dalam penerapannya. Hong Kong dapat bekerja sama dengan kota-kota lain di Kawasan Teluk Besar (Greater Bay Area) Guangdong-Hong Kong-Makau dan menjalin hubungan yang mendalam dengan mereka.

Dia menyebutkan bahwa setiap kota di Kawasan Teluk Besar memiliki kelebihannya masing-masing. Shenzhen, misalnya, memiliki banyak perusahaan inovasi, sedangkan Dongguan memiliki sistem pemrosesan pendukung yang lengkap.

“Untuk lebih meningkatkan daya saing ilmu pengetahuan dan inovasi secara keseluruhan di Kawasan Teluk Besar, penting untuk membangun rantai ekologi penelitian ilmiah, dengan berfokus pada berbagi sumber daya dan memperkuat kolaborasi,” kata Chan.

Chan sedang sibuk mempersiapkan pidatonya untuk sebuah forum ilmu pengetahuan tentang Kawasan Teluk Besar yang akan diadakan akhir bulan ini, di mana dia akan terus membagikan idenya tentang revolusi mobil.

“Ilmuwan harus mengetahui hukum alam demi kemaslahatan umat manusia. Dalam penelitian ilmiah, kita perlu berpikir maju ke depan,” imbuhnya. “Ketika kita menemukan arah yang benar, kita harus berpegang teguh pada hal itu hingga menit terakhir.”

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan