Teknologi desalinasi air laut dan pemurnian air limbah berminyak dikembangkan oleh para peneliti China dengan membran berpori yang dimodifikasi dengan cara melapiskan Fe(III) dan agen penggandengan silan (KH550) dengan polidopamin sehingga membran bersifat hidrofilisitas dan antipengotoran (anti-fouling).
Beijing, China (Xinhua) – Para peneliti China telah mengembangkan suatu jenis membran berpori yang dimodifikasi sehingga dapat menjadi pilihan layak untuk desalinasi air laut dan pemurnian air limbah berminyak, demikian menurut Guangdong Academy of Sciences (GDAS).
Tim peneliti itu mengembangkan jenis baru membran yang dimodifikasi berkinerja tinggi, berbiaya rendah, dan terukur ini dengan ketahanan minyak sangat tinggi, kata He Bin, peneliti dari Institut Ekologi Lingkungan dan Ilmu Tanah di bawah GDAS sekaligus pemimpin penelitian tersebut.
Pemanfaatan pembangkit uap matahari melalui konversi fototermal adalah solusi yang berkelanjutan dan sangat efisien untuk mengatasi kelangkaan air yang sudah berlangsung lama.
Berkat penyerapan optiknya yang luas, dopamin telah dianggap sebagai bahan konversi fototermal yang menjanjikan.
Tim tersebut meningkatkan sifat hidrofilisitas dan antipengotoran (anti-fouling) dari membran yang dimodifikasi ini dengan cara melapiskan Fe(III) dan agen penggandengan silan (KH550) dengan polidopamin, menurut He.
Hasil studi menunjukkan bahwa, lewat satu kali penyinaran matahari, membran yang baru dimodifikasi itu menghasilkan uap matahari dengan efisiensi sebesar 90,33 persen.
Laju penguapannya juga bekerja dengan baik, bahkan dalam air yang terkontaminasi minyak, berkat kemampuan hidrofilisitas dan anti-fouling membran itu.
Hasil studi teknologi desalinasi air laut dan pemurnian air limbah berminyak tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Solar Energy Materials and Solar Cells.
Laporan: Redaksi