Banner

Studi jelaskan mengapa penguin yang terancam punah korbankan telur pertama dan erami telur kedua

Foto yang diabadikan pada 15 Januari 2008 ini menunjukkan seekor penguin tali dagu atau Chinstrap di dekat Stasiun Penelitian Changcheng di Antarktika. (Xinhua/Zhang Jiansong)

Penguin jambul tegak bertelur lebih banyak dari yang bisa mereka erami, namun telur pertama sengaja dipecahkan atau dikeluarkan dari sarang oleh penguin betina, yang kemudian mengerami telur kedua sekitar lima hari kemudian.

 

Wellington, Selandia Baru (Xinhua) – Sebuah analisis baru dari data lama menunjukkan bahwa kebiasaan bersarang yang aneh dari spesies terancam punah penguin jambul tegak (erect-crested penguin), yaitu mengabaikan telur pertama mereka, adalah karena mereka tidak dapat memberi makan dua anakan. Telur kedua yang lebih besar memiliki peluang hidup yang lebih baik.

Lloyd Davis dari Universitas Otago di Selandia Baru dan para koleganya menggambarkan temuan ini dan implikasinya terhadap konservasi penguin dalam jurnal daring PLOS ONE yang diterbitkan pada Kamis (13/10).

Jumlah penguin berjambul bulu kuning tegak di atas mata mereka ini, menurun tajam dalam 50 tahun terakhir. Penurunan ini dipengaruhi oleh perubahan iklim, dengan badai dan tanah longsor dalam beberapa dekade terakhir memusnahkan sebagian koloni, dan menewaskan sejumlah penguin yang bersarang.

Penguin jambul tegak
Foto yang diabadikan pada 15 Januari 2008 ini menunjukkan penguin tali dagu atau Chinstrap di dekat Stasiun Penelitian Changcheng di Antarktika. (Xinhua/Zhang Jiansong)

Data tentang kebiasaan berkembang biak yang sangat aneh dari spesies penguin ini, yang digunakan dalam penelitian tersebut dikumpulkan pada 1998 oleh Davis dan dua koleganya. Pengamatan-pengamatan tersebut masih menjadi data terbaru dan paling ekstensif yang dikumpulkan terkait penguin yang terancam punah ini, papar para peneliti.

Banner

Penguin jambul tegak bertelur lebih banyak dari yang bisa mereka erami. Telur pertama yang dikeluarkan penguin betina berukuran lebih kecil, disusul oleh telur kedua yang lebih besar sekitar lima hari kemudian. Tim Davis menemukan bahwa telur pertama biasanya hilang dari sarangnya entah sebelum atau segera setelah muncul telur kedua, dan induknya terkadang justru sengaja memecahkan atau mengeluarkan telur pertama itu dari sarang.

Para peneliti menduga bahwa penguin jenis ini mempertahankan kebiasaan reproduksi dari nenek moyang mereka, yang bertelur dan menetaskan dua telur. Namun, spesies penguin jambul tegak saat ini mengorbankan telur pertama karena mereka tidak dapat menyediakan makanan yang cukup untuk dua anakan penguin. Telur pertama mungkin berukuran kecil karena terbentuk saat penguin betina bermigrasi ke pulau, sementara telur kedua, yang terbentuk di darat, tidak terlalu banyak menghadapi gangguan dan dapat tumbuh lebih besar.

Perilaku aneh ini disertai dengan fluktuasi mengejutkan dalam kadar hormon penguin, papar para peneliti, yang menyerukan fokus penelitian lebih besar dan upaya konservasi untuk penguin jambul tegak.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan