Jakarta (Indonesia Window) – Sebagian besar makhluk saat ini terdiri dari ratusan juta sel, tetapi ketika kehidupan di Bumi pertama kali muncul, mereka hanyalah berukuran beberapa mikron dan tidak terlihat oleh mata telanjang.
Menurut sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal internasional Geology, para ilmuwan telah menemukan rahasia di balik pendapat ini.
Sebuah studi bersama yang dilakukan oleh para ilmuwan China dan rekan-rekan mereka dari Inggris telah mengkonfirmasi bahwa evolusi kritis dari “tumbuh besar” terjadi sekitar 602 juta tahun yang lalu.
Biota Lantian, di Kabupaten Xiuning saat ini, Provinsi Anhui China timur, diyakini sebagai kelompok makroorganisme kompleks tertua yang diketahui di dunia. Tim peneliti memilih inti batuan sepanjang 35 cm dari lapisan tempat biota Lantian berada dan menemukan bahwa organisme multiseluler pertama kali muncul sekitar 602 juta tahun yang lalu.
Kelompok makroorganisme awal, yang terawetkan dalam serpih hitam yang berasal dari Periode Ediakara (635 – 541 juta tahun yang lalu), mengandung setidaknya 18 bentuk makhluk multiseluler yang berbeda, kata Yang Chuan, seorang peneliti di Institut Geologi dan Geofisika, di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China.
“Makroorganisme dari biota Lantian masih ‘kecil’ dari perspektif hari ini, karena panjangnya hanya beberapa sentimeter. Namun evolusi mereka dari organisme berukuran mikron ke sentimeter adalah lompatan raksasa dalam sejarah evolusi makhluk hidup,” terang Yang.
Selama Ledakan Kambrium, beberapa makhluk hidup telah tumbuh hingga 2 meter dengan struktur dan fungsi yang lebih kompleks, yang mengarah pada munculnya nenek moyang banyak organisme modern, tambah Yang.
Ledakan Kambrium adalah kemunculan pertama organisme yang beragam antara sekitar 541 juta dan 530 juta tahun yang lalu pada awal Periode Kambrium.
Penelitian bersama ini dilakukan oleh Institut Geologi dan Geofisika dan Institut Geologi dan Paleontologi Nanjing. Keduanya di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China, Survei Geologi Inggris, dan Universitas Durham.
Sumber: Xinhua
Laporan: Redaksi