Banner

UE luncurkan strategi untuk perkuat kesiapsiagaan hadapi berbagai ancaman kompleks

Bendera Uni Eropa (UE) berkibar di luar Gedung Berlaymont, kantor pusat Komisi Eropa, di Brussel, Belgia, pada 29 Januari 2025. (Xinhua/Meng Dingbo)

Strategi Persatuan Kesiapsiagaan (Preparedness Union Strategy) Uni Eropa bertujuan untuk membantu negara-negara anggota blok itu mencegah dan merespons berbagai ancaman kompleks, mulai dari ketegangan geopolitik hingga bencana terkait iklim.

 

Brussel, Belgia (Xinhua/Indonesia Window) – Komisi Eropa pada Rabu (26/3) meluncurkan Strategi Persatuan Kesiapsiagaan (Preparedness Union Strategy), yang bertujuan untuk membantu negara-negara anggota Uni Eropa (UE) mencegah dan merespons berbagai ancaman kompleks, mulai dari ketegangan geopolitik hingga bencana terkait iklim.

Strategi tersebut menargetkan empat kategori krisis utama, yakni bencana alam, bencana akibat ulah manusia, ancaman hibrida, dan krisis geopolitik, menurut sebuah rilis pers Komisi Eropa.

Strategi itu menguraikan 30 aksi utama dan Rencana Aksi terperinci untuk meningkatkan kemampuan UE dalam melindungi warga negaranya dan fungsi-fungsi sosial yang penting.

Foto ini menunjukkan mobil-mobil yang terdampak banjir di Valencia, Spanyol, pada 3 November 2024. (Xinhua/Meng Dingbo)

Berdasarkan rencana tersebut, warga didorong untuk menyimpan persediaan penting setidaknya selama 72 jam saat keadaan darurat. Pelajaran kesiapsiagaan akan dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah, dan Hari Kesiapsiagaan UE juga akan diperkenalkan kepada publik.

Banner

UE juga bertekad untuk memperkuat kerja sama sipil-militer melalui latihan rutin di seluruh blok dan peningkatan koordinasi, termasuk pembentukan Pusat Krisis UE.

Para penumpang terlihat di konter check-in di Bandar Udara Frankfurt di Frankfurt, Jerman, pada 3 Januari 2025. Masalah teknis menyebabkan gangguan yang meluas di bandara-bandara di seluruh Jerman pada hari itu. (Xinhua/Zhang Fan)

Guna meningkatkan wawasan dan antisipasi, UE bermaksud mengembangkan penilaian risiko dan ancaman yang komprehensif, membantu mencegah krisis seperti bencana alam atau serangan hibrida. Komisi Eropa mengatakan pihaknya menargetkan untuk menyelesaikan penilaian risiko dan ancaman komprehensif pertama di seluruh UE per akhir 2026.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan