Banner

PBB luncurkan rencana kemanusiaan senilai 1,6 miliar dolar AS untuk Somalia di tengah terpaan krisis

Seorang ayah dan anak-anaknya terlihat di luar Kamp Pengungsi Internal di Baidoa, Negara Bagian Barat Daya, Somalia, pada 17 November 2023. (Xinhua/Abdi)

Somalia dilanda berbagai guncangan, termasuk kekeringan dahsyat, hujan lebat dan banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya, serta masalah pengungsi baru, sementara jutaan warga juga terus menderita kelaparan dan malanutrisi.

 

PBB (Xinhua) – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meluncurkan Rencana Kebutuhan dan Respons Kemanusiaan 2024, mengupayakan dana sebesar 1,6 miliar dolar AS untuk membantu 5,2 juta warga Somalia yang membutuhkan, demikian disampaikan oleh seorang juru bicara PBB pada Selasa (30/1).

Upaya tersebut dilakukan oleh PBB bersama para mitranya serta Pemerintah Federal dan Negara Bagian Somalia, kata Stephane Dujarric, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dalam konferensi pers rutin.

“Tahun lalu, Somalia dilanda berbagai guncangan, termasuk kekeringan dahsyat, hujan lebat dan banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya, serta masalah pengungsi baru. Jutaan warga juga terus menderita kelaparan dan malanutrisi di Somalia,” lanjut Dujarric.

Somalia dilanda berbagai guncangan
Foto dari udara berikut ini menunjukkan pemandangan Beledweyne yang dilanda banjir di Somalia tengah pada 20 November 2023. (Xinhua/Abdullah Boyow)

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengeluarkan peringatan tegas, mengungkapkan bahwa lebih dari 4 juta warga, yang mencakup hampir seperempat dari populasi negara tersebut, saat ini mengalami kerawanan pangan “akut,” menurut juru bicara itu.

Banner

Statistik yang mengkhawatirkan mengindikasikan lebih lanjut bahwa dua dari setiap lima anak di bawah usia lima tahun (balita) menderita “malanutrisi akut,” kata Dujarric. Selain itu, Somalia sedang bergulat dengan situasi pengungsi internal yang sangat parah, dengan sekitar 3,8 juta individu menjadi “pengungsi internal” akibat berbagai krisis.

Memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah parah itu, Somalia kini dihadapkan pada wabah kolera, yang “menyebar dengan cepat” di berbagai wilayah di negara itu, kata Dujarric.

OCHA mengatakan bahwa berbagai guncangan ini akan terus mendorong kebutuhan kemanusiaan di samping sejumlah faktor yang mendasarinya seperti kemiskinan multidimensi dengan 55 persen populasi negara tersebut hidup di bawah garis kemiskinan nasional, kurangnya diversifikasi mata pencaharian dan kurang meratanya pertumbuhan ekonomi, perpecahan politik dan marginalisasi, serta lemahnya penyediaan layanan dasar.

OCHA mengatakan bahwa respons terpadu akan diprioritaskan di 10 distrik terdampak banjir akibat musim hujan Deyr pada 2023, yang secara signifikan memperparah kebutuhan yang sudah sangat mendesak sebelumnya di berbagai sektor, sehingga menyebabkan kenaikan jumlah orang yang memerlukan bantuan.

“Para mitra berencana meningkatkan kolaborasi dengan mitra pembangunan dan mitra pembiayaan internasional untuk mendukung kemajuan dan peningkatan dalam tiga bidang, yakni solusi tahan lama, pengurangan risiko bencana yang terkait dengan pengelolaan air, dan kerangka kerja perlindungan sosial,” katanya.

Badan tersebut mengatakan bahwa fenomena El Nino, yang menyebabkan hujan lebat dan banjir antara Oktober hingga Desember 2023, diperkirakan akan terus berlanjut, yang kemungkinan besar akan menyebabkan hujan di atas tingkat musim hujan Gu normal pada Maret dan awal April. Proyeksi dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB Pengelolaan Informasi Air dan Lahan Somalia mengindikasikan adanya risiko banjir bandang dan luapan sungai.

Banner

Hujan tersebut diperkirakan akan berakhir dengan periode Mei dan Juni yang lebih kering, sehingga menimbulkan risiko di sektor mata pencaharian agro-pastoral, imbuh organisasi itu.

“Proyeksi hujan di atas tingkat normal, kekerasan antar klan, dan ketidakamanan kemungkinan akan menimbulkan dampak kemanusiaan yang lebih parah dibandingkan dengan proyeksi risiko yang dibuat pada awal 2023, termasuk arus masuk pengungsi yang signifikan ke daerah perkotaan dan pinggiran kota,” ujar laporan tersebut.

Hal ini, menurut badan PBB tersebut, akan memberikan tekanan pada layanan yang sudah ada dan meningkatkan kebutuhan akan makanan, air, sanitasi, kesehatan, pendidikan, perlindungan, dan bantuan mata pencaharian, terutama di permukiman yang menampung para pengungsi.

*1 dolar AS = 15.796 rupiah

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan