Banner

Guterres: Situasi likuiditas PBB kian memburuk

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres (tengah) berbicara dalam pertemuan Komite Kelima Majelis Umum PBB di markas besar PBB di New York pada 10 Oktober 2023. (Xinhua/UN Photo/Rick Bajornas)

Situasi likuiditas PBB tahun ini memburuk dengan menurunnya tingkat pengumpulan dana hingga akhir kuartal ketiga, dengan hanya 64 persen iuran yang terkumpul tahun ini dibandingkan dengan 71,9 persen pada 2022 dan 82,7 persen pada 2021 untuk periode yang sama.

 

PBB (Xinhua) – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Selasa (10/10) memperingatkan bahwa situasi likuiditas badan dunia tersebut tahun ini memburuk dengan menurunnya tingkat pengumpulan dana hingga akhir kuartal ketiga.

Hanya 64 persen iuran yang terkumpul tahun ini dibandingkan dengan 71,9 persen pada 2022 dan 82,7 persen pada 2021 untuk periode yang sama.

“Ini mulai menjadi tren yang sangat mengkhawatirkan ketika pembayaran dilakukan di akhir tahun, yang menimbulkan masalah manajemen yang sangat sulit,” katanya kepada Komite Kelima Majelis Umum PBB, yang bertanggung jawab atas urusan anggaran.

Guna menyesuaikan arus kas keluar dengan cadangan, serangkaian langkah manajemen kas sementara diluncurkan pada pertengahan Juli dengan harapan langkah itu dapat distop pada akhir September. Namun, sayangnya, langkah-langkah tambahan justru harus kembali diperkenalkan pada September, ungkap Guterres.

Situasi likuiditas PBB
Pertemuan Komite Kelima Majelis Umum PBB diadakan di markas besar PBB di New York pada 10 Oktober 2023. (Xinhua/UN Photo/Rick Bajornas)

Seperti di masa-masa sebelumnya, para manajer program akan berusaha meminimalkan dampak negatif terhadap pelaksanaan program. Namun, langkah-langkah penghematan uang tunai yang berlarut-larut, termasuk penangguhan perekrutan, akan berdampak pada pelaksanaan beberapa mandat, kata Guterres memperingatkan.

“Bahkan dalam skenario terbaik pun, kita akan memulai tahun 2024 dengan uang tunai yang lebih sedikit dibandingkan tahun 2023 mengingat kita telah mengembalikan kredit pada awal tahun 2023. Ini menggambarkan absurditas aturan anggaran kita di mana kita harus mengembalikan uang yang tidak dapat kita belanjakan sepanjang tahun karena kita tidak menerimanya tepat waktu,” papar Guterres. “Oleh sebab itu, kecuali situasi keuangan membaik secara drastis sebelum akhir tahun, pelaksanaan program di tahun 2024 kemungkinan akan terkena dampak yang lebih signifikan.”

Guterres mengapresiasi 137 negara anggota yang telah membayar kontribusi mereka secara penuh, dan mengimbau semua negara anggota untuk melakukan hal yang sama.

Sekjen itu mengajukan anggaran program senilai 3,3 miliar dolar AS untuk tahun 2024.

Anggaran yang diusulkan untuk tahun 2024 secara umum tetap berada di tingkat tahun 2023 dan, secara riil, di bawah tingkat anggaran tahun 2019, katanya.

Negara-negara anggota akan bernegosiasi hingga akhir tahun ini mengenai anggaran program 2024 sebelum disetujui oleh Majelis Umum. PBB telah menetapkan anggaran pemeliharaan perdamaian terpisah yang disetujui pada musim panas lalu.

*1 dolar AS = 15.708 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan