Sekjen PBB peringatkan “tidak ada yang menang dalam perang dagang”

Sistem perdagangan global memasuki fase kritis – mengancam pertumbuhan, investasi, dan kemajuan pembangunan, terutama bagi negara-negara yang ekonominya paling rentan, karena negara-negara ekonomi utama akan memberlakukan tarif baru yang mencakup banyak sektor.
PBB (Xinhua/Indonesia Window) – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan bahwa “tidak ada yang menang dalam perang dagang,” seperti disampaikan juru bicara (jubir) sekjen PBB itu pada Jumat (4/4).
Di tengah penolakan yang meluas, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (2/4) menandatangani perintah eksekutif tentang apa yang disebut sebagai “tarif timbal balik” atau “reciprocal tariff”. Menurut perintah eksekutif itu, “tarif dasar minimum” sebesar 10 persen dan tarif yang lebih tinggi akan diberlakukan terhadap mitra-mitra dagang tertentu.
Ketika ditanya mengenai komentar Guterres terkait kebijakan tarif terbaru dari Gedung Putih, Stephane Dujarric, jubir sekjen PBB itu, mengatakan bahwa “dalam perang dagang, tidak ada yang menang.”
“Kekhawatiran kami saat ini adalah pada negara-negara yang paling rentan yang paling tidak siap menghadapi situasi saat ini,” ujar jubir tersebut.
Dia mencatat bahwa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB akan terdampak “secara negatif” oleh perang dagang global.

Konferensi PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) dalam sebuah pernyataan pada Jumat memperingatkan bahwa tarif yang diberlakukan oleh AS akan merugikan negara-negara yang rentan, seraya menambahkan bahwa “sistem perdagangan global memasuki fase kritis – mengancam pertumbuhan, investasi, dan kemajuan pembangunan, terutama bagi negara-negara yang ekonominya paling rentan,” karena negara-negara ekonomi utama akan memberlakukan tarif baru yang mencakup banyak sektor.
Laporan: Redaksi