China sertifikasi helikopter nirawak pertama

Sistem helikopter nirawak koaksial TD550D telah menerima sertifikat tipe dari Administrasi Penerbangan Sipil China (Civil Aviation Administration of China/CAAC), menjadikan helikopter itu pertama dari jenisnya yang memperoleh sertifikasi tersebut di China.
Shenzhen, China (Xinhua/Indonesia Window) – Sistem helikopter nirawak koaksial TD550D telah menerima sertifikat tipe dari Administrasi Penerbangan Sipil China (Civil Aviation Administration of China/CAAC), menjadikan helikopter itu pertama dari jenisnya yang memperoleh sertifikasi tersebut di China, kata pihak pengembangnya pada Jumat (21/3).
Sertifikasi ini mengisi kesenjangan dalam sertifikasi kelaikan udara untuk sistem helikopter nirawak di China, sekaligus menetapkan standar acuan untuk sertifikasi helikopter nirawak di masa depan, ujar Tian Gangyin, CEO di United Aircraft, perusahaan pengembang helikopter tersebut.
Proses sertifikasi kelaikan udara untuk sistem ini dimulai pada akhir 2023. Untuk memastikan keselamatan dan keandalan pesawat itu, perusahaan tersebut melakukan pengujian dan verifikasi di berbagai bidang, termasuk sistem rotor, sistem tenaga, avionik, dan kontrol penerbangan. Proses ini mencakup 29 uji verifikasi kepatuhan dan lebih dari 2.600 uji terbang awal.
Menurut perusahaan itu, TD550D memiliki kapasitas muatan yang besar, daya tahan lama, dan kinerja tinggi di area dengan ketinggian yang lebih tinggi, menjadikannya cocok untuk lingkungan kompleks seperti dataran tinggi dan kepulauan.
Helikopter ini memiliki berat lepas landas maksimum 640 kg di permukaan laut dan 550 kg di ketinggian 5.000 meter. Kapasitas muatan maksimumnya mencapai 200 kg di permukaan laut dan 120 kg di ketinggian 5.000 meter, menunjukkan fleksibilitasnya dalam operasi di area dengan ketinggian yang lebih tinggi.
Pesawat ini dirancang untuk berbagai aplikasi seperti penyelamatan darurat, pemadaman kebakaran, dan logistik pintar yang dilengkapi dengan kemampuan kembali ke titik awal dalam situasi darurat, pendaratan otomatis, dan pendaratan paksa dalam situasi kritis.
Sertifikasi ini hadir di tengah pesatnya pertumbuhan industri drone di China. Menurut Yang Jincai, ketua Asosiasi Industri Kendaraan Udara Nirawak Shenzhen (Shenzhen Unmanned Aerial Vehicle Industry Association), jumlah perusahaan yang mengoperasikan drone di seluruh China telah melampaui 20.000, dengan nilai output tahunan mencapai sekitar 210 miliar yuan, mencerminkan peningkatan sebesar 39,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
*1 yuan = 2.276 rupiah
Sebagai pusat utama industri ini, Shenzhen menjadi rumah bagi hampir 2.000 perusahaan drone, menyumbang 107 miliar yuan dalam nilai output pada 2024, yang mencerminkan tingkat pertumbuhan sebesar 12 persen.
Laporan: Redaksi