Banner

Bahas pendanaan untuk Israel, sidang Senat AS berulang kali diinterupsi pengunjuk rasa

Tangkapan layar dari streaming Yahoo News ini menunjukkan seorang pengunjuk rasa menginterupsi sidang dengar pendapat yang diadakan pada 31 Oktober 2023 oleh Senat Amerika Serikat mengenai permintaan anggaran bernilai fantastis yang diajukan pemerintahan Joe Biden untuk mendanai Israel dan Ukraina dalam konflik masing-masing. (Xinhua)

Sidang Komite Alokasi Senat AS membahas permintaan dana sebesar 106 miliar dolar AS yang akan digunakan untuk mendukung Israel dan Ukraina dalam konflik masing-masing melawan Hamas dan Rusia.

 

Washington, AS (Xinhua) – Sejumlah pengunjuk rasa yang menuntut gencatan senjata segera di Jalur Gaza berulang kali menginterupsi sidang dengar pendapat yang diadakan oleh Senat Amerika Serikat (AS) terkait permintaan anggaran bernilai fantastis dari pemerintahan Joe Biden yang ditujukan untuk mendanai Israel dan Ukraina dalam konflik masing-masing.

Sidang Komite Alokasi Senat (Senate Appropriations Committee) yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin sebagai saksi tersebut setidaknya enam kali interupsi oleh sejumlah pengunjuk rasa antiperang yang menyerukan dihentikannya kebrutalan perang dan mengutuk AS karena dinilai mendukung “pembantaian.”

Beberapa menit setelah pidato pembukaan Blinken, seorang pria di antara para audiens terdengar meneriakkan seruan-seruan seperti “Gencatan senjata sekarang juga!”, “Selamatkan anak-anak Gaza!”, dan “Di mana martabatmu, Amerika?” sebelum akhirnya dikawal keluar dari ruangan oleh aparat Kepolisian Capitol.

Tak lama kemudian, pidato Blinken kembali terputus ketika beberapa pengunjuk rasa terdengar meneriakinya dan para anggota komite. “Gencatan senjata sekarang juga!” kata mereka. “Biarkan Gaza tetap hidup!”

Banner

Selain mereka yang mengekspresikan kemarahan secara verbal, beberapa pengunjuk rasa lain di antara para audiens mengangkat tangan mereka yang berlumuran cat merah, yang menyimbolkan bahwa tangan pemerintahan Biden berlumuran darah, atau bertanggung jawab atas pertumpahan darah, ketika berulang kali menunjukkan solidaritasnya terhadap Israel.

“AS mendukung pembantaian brutal!” teriak seorang pengunjuk rasa perempuan dalam salah satu interupsi. “Tidak satu pun senator yang menyerukan gencatan senjata! Kalian semua memalukan! Gencatan senjata sekarang juga! Hentikan pendanaan untuk pembantaian brutal ini!” teriaknya ketika dikeluarkan paksa oleh polisi.

Blinken tetap melanjutkan kesaksiannya setiap kali seorang pengunjuk rasa diusir dari ruangan dan dilanjutkan oleh teriakan pengunjuk rasa lainnya. Dia menjelaskan bahwa permintaan dana sebesar 106 miliar dolar AS itu akan digunakan untuk mendukung Israel dan Ukraina dalam konflik masing-masing melawan Hamas dan Rusia, memperbaiki krisis kemanusiaan yang dahsyat di Gaza, membantu Washington mengungguli rival-rival strategisnya, dan memperkuat perlindungan keamanan bagi warga Amerika di dalam negeri.

Menjelang akhir pidato pembukaannya, Blinken melenceng dari naskah yang telah dipersiapkan dan berbicara langsung kepada para pengunjuk rasa.

“Saya juga mendengar banyak sekali semangat yang diungkapkan di ruangan ini dan di luar ruangan ini,” kata menlu AS itu seraya menambahkan bahwa meskipun pemerintahan Biden “bertekad” untuk melihat berakhirnya penderitaan warga Gaza, tetap saja “sangat penting” bagi AS untuk “secara tegas” membela sekutu dan mitranya.

Austin, yang berbicara dari sudut pandang Pentagon setelah pidato Blinken, mengatakan bahwa dengan mengajukan permintaan anggaran tambahan yang mendesak, pemerintah meminta Kongres untuk “membantu mendanai kebutuhan keamanan nasional Amerika, mendukung mitra-mitra kita, dan berinvestasi dalam basis industri pertahanan kita.”

Banner

Pada satu momen dalam sesi tanya-jawab dengan para senator, Blinken mengatakan bahwa sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk menerapkan gencatan senjata, karena hal itu hanya akan menguntungkan pihak Hamas, yang akan membuat mereka “berpotensi mengulangi” serangan terhadap warga sipil Isreal yang tak berdosa seperti yang dilakukan pada 7 Oktober lalu.

*1 dolar AS = 15.897 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan