Serangan Ukraina di perbatasan Rusia akan mendapat “balasan setimpal,” dengan menyingkirkan pasukan Ukraina dari wilayah Rusia menjadi tugas utama militer Rusia.
Moskow/Kiev, Rusia/Ukraina (Xinhua/Indonesia Window) – Serangan Ukraina di perbatasan Rusia akan mendapat “balasan setimpal,” dengan menyingkirkan pasukan Ukraina dari wilayah Rusia menjadi tugas utama militer Rusia, ungkap Presiden Vladimir Putin pada Senin (12/8).
“Tentu saja musuh akan menerima balasan setimpal, dan semua target yang kita buat pasti akan tercapai,” kata Putin dalam rapat operasional via konferensi video terkait situasi di wilayah perbatasan.
Pasukan Ukraina melewati perbatasan Rusia pada Selasa (6/8) pekan lalu dan masuk ke beberapa bagian wilayah Kursk, Rusia. Saat ini, militer Ukraina menguasai 28 permukiman di wilayah tersebut, menurut Alexei Smirnov, penjabat gubernur wilayah Kursk.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin mengonfirmasi bahwa Ukraina sedang melancarkan sebuah “operasi” di wilayah tersebut.
“Panglima Tertinggi Oleksandr Syrsky melaporkan aksi pertahanan kami di garis depan dan operasi kami di wilayah Kursk,” tulis Zelensky di Telegram.
Pemimpin Ukraina tersebut juga mengatakan bahwa dirinya telah menginstruksikan Dinas Keamanan Ukraina, Menteri Dalam Negeri Ukraina Ihor Klymenko, dan para pejabat lainnya untuk mempersiapkan rencana kemanusiaan untuk area pelaksanaan “operasi” tersebut.
Secara terpisah, Oleksandr Syrsky menulis di Telegram bahwa saat ini pasukan Ukraina mengendalikan sekitar 1.000 km persegi wilayah Rusia.
Menurut Angkatan Udara (AU) Ukraina, Rusia pada Selasa malam meluncurkan 38 drone tipe Shahed ke Ukraina, dan pertahanan udara Ukraina berhasil mencegat 30 di antaranya.
Proyektil-proyektil tersebut dihancurkan di delapan wilayah di Ukraina bagian selatan, utara, dan tengah, menurut AU Ukraina.
Pasukan Rusia juga menembakkan dua rudal balistik Iskander-M/KN-23 ke Ukraina dari wilayah Voronezh, kata pihak AU Ukraina tanpa memberikan detail lebih lanjut.
Sejumlah fasilitas infrastruktur, termasuk jalur pipa gas dan rumah sakit, mengalami kerusakan. Sedikitnya satu orang terluka dalam serangan di Kota Sumy, Ukraina timur laut, kata Administrasi Militer Regional Sumy dalam pernyataannya.
Peringatan udara nasional dikeluarkan di Ukraina pada Selasa pagi waktu setempat setelah sebuah pesawat tempur MIG-31, pengangkut rudal balistik Kinzhal yang diluncurkan di udara, lepas landas dari sebuah lapangan terbang di Rusia.
Pada Ahad (11/8), infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia dilaporkan mengalami kerusakan serius akibat terjadinya kebakaran pada sistem pendingin.
Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) pada Senin malam waktu setempat mengatakan bahwa tim pakarnya telah mengunjungi menara pendingin PLTN yang rusak sebelumnya pada hari itu, tetapi masih belum dapat menentukan penyebab kebakaran tersebut.
Rusia dan Ukraina pun saling menyalahkan atas insiden tersebut. Rusia menuduh Ukraina telah melakukan serangan menggunakan drone, sementara Ukraina mengatakan bahwa kebakaran itu kemungkinan dipicu oleh tindakan pembakaran atau “kelalaian” Rusia.
“Tim pakar belum dapat menarik kesimpulan yang pasti berdasarkan temuan dan pengamatan sejauh ini,” ungkap IAEA dalam pernyataannya, seraya menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan analisis lanjutan.
IAEA menegaskan bahwa keamanan nuklir PLTN Zaporizhzhia tidak terpengaruh oleh insiden tersebut, karena menara pendinginnya dalam kondisi tidak beroperasi. Badan tersebut juga menegaskan bahwa tidak ada tanda-tanda kenaikan tingkat radiasi di area menara pendingin PLTN tersebut.
Laporan: Redaksi