Laporan wadah pemikir sebut China temukan solusi untuk koeksistensi antarperadaban

Sentimen antiglobalisasi sedang meningkat, disertai dengan kebangkitan proteksionisme, isolasionisme, dan populisme.
Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Inisiatif Peradaban Global yang diprakarsai oleh China menawarkan jawaban mendalam mengenai bagaimana berbagai peradaban yang berbeda bisa hidup berdampingan, demikian menurut laporan sebuah wadah pemikir (think tank) yang dirilis pada Selasa (18/2).
Dunia saat ini sedang menghadapi konflik nilai yang persisten, di mana keragaman peradaban berada di bawah ancaman, sebut laporan bertajuk ‘Mendorong Pembangunan dan Kemajuan Peradaban Manusia melalui Pertukaran dan Pembelajaran Timbal Balik’ (Promoting the Development and Progress of Human Civilization through Exchange and Mutual Learning) tersebut, yang dirilis oleh Xinhua Institute, sebuah wadah pemikir yang berafiliasi dengan Kantor Berita Xinhua.
Sentimen antiglobalisasi sedang meningkat, disertai dengan kebangkitan proteksionisme, isolasionisme, dan populisme. Tren-tren ini tidak hanya mengganggu, tetapi dalam beberapa kasus, menghancurkan mekanisme kerja sama budaya global, memperdalam kesalahpahaman, keterasingan, dan permusuhan di antara berbagai budaya yang berbeda, papar laporan itu.
Menanggapi perubahan yang sedang dihadapi dalam perkembangan peradaban global, China mengusulkan Inisiatif Peradaban Global. Inisiatif ini menganjurkan untuk menghormati keragaman peradaban dunia, mendorong nilai-nilai kemanusiaan universal, menekankan pada warisan dan inovasi peradaban, serta memperkuat pertukaran antarmasyarakat dan budaya internasional.
Untuk mengimplementasikan inisiatif tersebut, China telah membentuk sejumlah platform untuk berdialog. Dalam beberapa tahun terakhir, China telah menyelenggarakan acara-acara seperti Konferensi Dialog Peradaban Asia serta memajukan 16 pertukaran multilateral dan mekanisme kerja sama, termasuk Pertemuan Menteri Kebudayaan BRICS, urai laporan itu.
China meningkatkan upaya untuk mendorong pewarisan dan inovasi peradaban dunia, membagikan pengalamannya kepada dunia tentang perlindungan, pewarisan, dan pemanfaatan warisan budaya, sebut laporan itu.
Lebih lanjut, laporan tersebut menyoroti upaya China dalam memajukan kerja sama warisan budaya internasional, termasuk bantuan dalam proyek pelestarian warisan budaya terkait Monumen Angkor di Kamboja dan Istana Bogd Khan di Mongolia. Laporan itu juga menyebutkan partisipasi China dalam proyek-proyek arkeologis gabungan di lebih dari 10 negara, termasuk Mesir dan Kenya.
China juga memenuhi komitmennya pada keterbukaan yang lebih luas kepada dunia dalam hal pertukaran antarmasyarakat. Laporan itu mengutip data resmi yang menunjukkan bahwa China telah mengimplementasikan kebijakan bebas visa unilateral untuk 38 negara sejak 2024 serta meningkatkan kemudahan pembayaran dan kenyamanan lingkungan perjalanan bagi wisatawan inbound. Pada 2024, China menerima sekitar 20,1 juta kunjungan bebas visa dari warga asing, naik 112 persen secara tahunan (year on year).
Pada Juni 2024, Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN General Assembly/UNGA) ke-78 dengan suara bulat mengesahkan proposal China untuk menetapkan Hari Dialog Antarperadaban Internasional, dengan 10 Juni sebagai tanggal peringatan tahunannya. Keputusan ini sepenuhnya menunjukkan bahwa Inisiatif Peradaban Global selaras dengan tren zaman dan memenuhi kebutuhan zaman, ungkap laporan itu.
Laporan: Redaksi