Peringati 75 tahun hubungan diplomatik dengan China, Dubes RI yakin hubungan dengan Indonesia makin kuat
Sektor potensial kerja sama bilateral Indonesia dengan China adalah kesehatan; energi hijau dan kelistrikan; ekonomi digital; industri hilir; dan pembangunan ibu kota baru Nusantara.
Jakarta (Indonesia Window) – Tahun ini menandai 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan China yang dibangun pada 13 April 1950 silam.
Hubungan kedua negara terus berkembang dan semakin kuat sejak itu, hingga 25 April 2005 Indonesia dan China menyepakati Joint Declaration on Strategic Partnership, dan meningkatkannya menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif, atau Comprehensive Strategic Partnership pada Oktober 2013.
“Dengan perjalanan selama 75 tahun ini saya yakin kerja sama Indonesia dengan China akan terus dipertahankan dan diperkuat,” ujar Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat China, Djauhari Oratmangun, dalam sambutan kunci di acara Sustainability and Public Relations Summit (SPRS) 2025, di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut dia mengatakan, dari 14 kemitraan strategis yang terjalin antara Indonesia dan negara-negara di dunia, hanya lima di antaranya yang terkategori komprehensif.
“Hubungan diplomatik antara Indonesia dan China juga inline dengan Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto yang pada awal November tahun lalu melakukan kunjungan kenegaraan ke China, tak lama setelah dilantik,” ucap Dubes RI.
Dalam pemaparannya, dia menunjukkan sejumlah indikator hubungan diplomatik Indonesia-China yang terus berkembang.
“Perdagangan bilateral pada tahun 2024 mencapai nilai total 147,78 miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia sebesar 71,09 miliar dolar AS, sementara impor dari Tiongkok mencapai 76,69 miliar dolar AS,” urai Dubes Djauhari.
Data juga menunjukkan, nilai investasi China di Indonesia pada 2024 tercatat 8,1 miliar AS, atau meningkat 9,4 persen dibandingkan 2023. Angka ini menempatkan China di peringkat tiga Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia.
Dalam kerangka sinergi Global Maritime Fulcrum atau Poros Maritim Dunia, dan Belt and Road Initiative, Indonesia telah menyelesaikan proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Proyek pembangunan lainnya adalah enam kawasan industri, yakni Karawang Industrial Park, Tangerang Industrial Park, Kuala Tanjung Industrial Park, Morowali Industrial Park Car Industrial Park, dan Green Industry di Kalimantan Utara.
Dubes RI mengapresiasi kemajuan China yang sangat pesat di bidang teknologi kecerdasan buatan yang di antaranya diaplikasikan di sektor energi, pertanian presisi, manufaktur, logistik, konservasi ekosistem dan prediksi iklim, untuk mencapai keberlanjutan.
Di masa mendatang, menurutnya, setidaknya ada lima sektor potensial dalam kerja sama bilateral Indonesia dengan China, yaitu kesehatan; energi hijau dan kelistrikan; ekonomi digital; industri hilir; dan pembangunan ibu kota baru Nusantara.
SPRS 2025 bertema ‘Reimagining Sustainability: Game-Changing Public Relations Leadership’ diharapkan menjadi katalisator dalam menciptakan ekosistem komunikasi yang mendorong lahirnya program yang berdampak dari pemimpin PR dan korporasi untuk menjawab tantangan dan kebutuhan global.
Laporan: Redaksi

.jpg)








