Banner

Rumah sakit Inggris gunakan pasien holografik untuk latih dokter masa depan

Hasil rekaman dari simulasi ketika mahasiswa kedokteran menghadapi pasien hologram yang menunjukkan gejala sesak napas. (BBC/YouTube/tangkapan layar)

Mahasiswa kedoketeran dapat menonton, berkontribusi, dan menilai skenario perawatan pasien hologram ini dari smartphone, atau tablet Android atau iOS mereka.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Sebuah rumah sakit di Inggris menjadi yang pertama di dunia melatih calon dokternya dengan menggunakan pasien holografik.

Para peneliti di Rumah Sakit Addenbrooke di Cambridge baru-baru ini telah mengembangkan teknologi realitas campuran yang dapat meniru situasi medis secara virtual bagi mahasiswa kedokteran yang tengah belajar merawat pasien.

Dalam simulasi ini, mahasiswa kedokteran di rumah sakit Inggris tersebut menghadapi pasien holografik atau virtual yang mengalami gejala tertentu dan harus membuat keputusan tentang cara mengobati dan melakukan perawatan medis secara real-time.

Para mahasiswa yang memakai headset realitas campuran dapat melihat satu sama lain dalam kehidupan nyata, serta bisa berinteraksi dengan pasien holografik dengan akurat secara medis, kata sebuah pernyataan oleh Rumah Sakit Universitas Cambridge. 

pasien holografik rumah sakit inggris
Dokter junior Aniket Bharadwaj sedang mengobati pasien hologram yang mengalami sesak napas. (BBC/YouTube/tangkapan layar)

Teknologi tersebut menciptakan lingkungan di mana mahasiswa kedokteran dapat belajar dan mempraktikkan pengambilan keputusan dan pengobatan secara real-time.

Aplikasi pelatihan realitas campuran baru tersebut yang dinamakan HoloScenarios, sedang dikembangkan oleh Cambridge University Hospitals National Health Service Foundation Trust (CUH) dalam kemitraan dengan University of Cambridge dan perusahaan teknologi GigXR yang berbasis di Los Angeles, AS.

Direktur medis NHS Sir Stephen Powis mengatakan bahwa teknologi baru ini “dapat meningkatkan pengalaman belajar dokter, perawat, dan petugas kesehatan generasi berikutnya, dengan menciptakan lingkungan baru untuk mempraktikkan kedokteran secara real-time, sambil meningkatkan akses ke pelatihan di seluruh dunia.”

Melalui jenis headset realitas campuran (mixed reality) yang sama, instruktur medis dapat mengubah respons pasien, menunjukkan komplikasi pada simulasi, serta merekam pengamatan dan diskusi. Kegiatan ini dapat dilakukan secara langsung dalam kelompok pengajaran atau jarak jauh, dan dapat dilakukan di berbagai lokasi di seluruh dunia melalui internet.

“Ini membuat pelatihan jauh lebih interaktif dan realistis, dan Anda dapat dengan aman melakukan kesalahan dan belajar darinya,” kata dokter junior CUH Aniket Bharadwaj.

“Sepanjang sekolah kedokteran kita akan memiliki situasi di mana aktor akan berperan sebagai pasien. Dengan pandemi, banyak yang berubah menjadi interaksi berbasis tablet karena risiko orang-orang yang terkena virus.”

Mahasiswa kedoketeran dapat menonton, berkontribusi, dan menilai skenario perawatan pasien hologram ini dari smartphone, atau tablet Android atau iOS mereka. Teknologi ini sekarang tersedia untuk lisensi bagi lembaga pembelajaran di seluruh dunia.

Modul pertama menampilkan pasien hologram dengan asma, diikuti oleh anafilaksis (syok akibat reaksi alergi yang berat), serta emboli paru dan pneumonia. 

Modul lebih lanjut dalam kardiologi dan neurologi saat ini sedang dikembangkan.

Mixed reality semakin diakui sebagai metode pelatihan simulator yang berguna. Seiring dengan pengadaan skala institusi, permintaan akan platform yang menawarkan utilitas dan kemudahan manajemen pembelajaran realitas campuran berkembang pesat,” kata pemimpin proyek Dr. Aruna Gupta, yang juga konsultan anestesi di CUH dan direktur pendidikan pascasarjana di Cambridge University Health.

Teknologi baru ini memberikan peluang untuk pelatihan yang lebih fleksibel dan hemat biaya tanpa permintaan sumber daya yang besar dari simulasi tradisional, yang dapat membuat pelatihan imersif menjadi mahal secara finansial.

Teknologi imersif merupakan teknologi informasi, di mana seluruh dinding dan lantai di sebuah ruangan diproyeksikan sebagai gambar bergerak yang dilengkapi dengan tata suara, sehingga pengunjung dapat merasakan pengalaman yang unik dan menarik.

“Memberdayakan instruktur dengan persiapan 360 derajat untuk praktik klinis merupakan tonggak sejarah bagi GigXR yang memungkinkan kami menyediakan perpustakaan aplikasi kepada pelanggan kami yang menawarkan solusi bagi mahasiswa dari kuliah pertama mereka hingga melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya,” kata pendiri GigXR David King Lassman.

“Modul HoloScenarios pertama kami mewakili cara baru dan sangat kuat untuk menggunakan realitas campuran dalam pelatihan perawatan kesehatan, yang akan ditindaklanjuti oleh lebih banyak modul dan aplikasi baru yang segera diluncurkan,” imbuhnya.

Sumber: Al Arabiya

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan